kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

PLN Indonesia Power Gelar Studi Kelayakan Carbon Capture di Pangkalan Susu


Senin, 18 Agustus 2025 / 21:33 WIB
PLN Indonesia Power Gelar Studi Kelayakan Carbon Capture di Pangkalan Susu
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, Taman Ayu, Lombok Barat, NTB. PT PLN Indonesia Power menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melaksanakan studi kelayakan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di salah satu Unit Bisnis Pembangkitan di Sumatera Utara, yaitu PLTU Pangkalan Susu.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN Indonesia Power menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melaksanakan studi kelayakan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di salah satu Unit Bisnis Pembangkitan di Sumatera Utara, yaitu PLTU Pangkalan Susu.

Adapun, studi kelayakan ini diawali dengan kunjungan lapangan oleh tim ahli ITB ke PLTU Pangkalan Susu pada 4–6 Agustus 2025. Kegiatan tersebut mencakup peninjauan fasilitas pembangkit, diskusi teknis, serta pengumpulan data penting untuk menyusun kajian menyeluruh terhadap potensi penerapan CCS.

PLTU Pangkalan Susu, sebagai salah satu pembangkit utama di Sumatera Utara, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi percontohan implementasi CCS pada pembangkit listrik berbasis batubara.

Baca Juga: PLN Indonesia Power Sepakati Dua Kerjasama PLTMG 65 MW di Papua

Teknologi CCS memungkinkan penangkapan dan penyimpanan emisi karbon dari proses pembakaran, sehingga dapat menurunkan emisi secara signifikan tanpa mengorbankan keandalan pasokan listrik.

Studi ini mencakup analisis teknis, operasional, keekonomian, dan dampak lingkungan. Beberapa topik penting yang dibahas meliputi kebutuhan steam, intensitas emisi CO2, jalur pipa, serta identifikasi lokasi penerapan teknologi CCS yang potensial.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta menyampaikan program studi ini adalah salah satu komitmen PLN IP dalam menghadirkan pembangkit yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan akademisi seperti ITB akan mempercepat transformasi energi nasional menuju Net Zero Emission. Teknologi CCS bukan hanya solusi teknis, tetapi juga simbol dari semangat inovasi dan tanggung jawab lingkungan yang kami junjung tinggi.” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin (18/08/2025).

Baca Juga: Sepanjang 2024 PLN Indonesia Power Catatkan Penjualan Listrik Hingga 83.082 GWh

Ia menambahkan, PLN Indonesia Power akan terus membuka terus membuka ruang kolaborasi dengan akademisi, pemerintah, dan mitra internasional guna mempercepat pencapaian target Net Zero Emission.

"Hasil studi ini akan menjadi dasar dalam perencanaan desain teknis, estimasi biaya, dan strategi implementasi jangka panjang," tambahnya.

Asal tahu saja, sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pengembangan teknologi CCS dan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) dapat menjadi peluang bagi Indonesia mempercepat pencapaian target emisi nol karbon (Net Zero Emission/NZE) di 2060.

Selanjutnya: India Bakal Pangkas Pajak Mobil Kecil dan Premi Asuransi

Menarik Dibaca: Simak Manfaat Spirulina untuk Tumbuh Kembang Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×