Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PLN Indonesia Power (PLN IP) terus memperkuat komitmen mendukung transisi energi bersih melalui pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pembangkit.
Terbaru, PLN IP mengumumkan pembangunan sistem digitalisasi rantai pasok biomassa berbasis marketplace.
Sistem digital ini dikembangkan bersama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan saat ini telah mulai dioperasikan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala, Cilacap, yang dikelola oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jawa Tengah 2 Adipala.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Melonjak, Proyeksi 2030 Capai US$ 340 Miliar
Marketplace biomassa ini merupakan platform digital yang menghubungkan penyedia biomassa local seperti petani, koperasi, dan pelaku UMKM dengan unit pembangkit listrik yang menerapkan teknologi cofiring.
Melalui aplikasi tersebut, proses transaksi, distribusi, hingga pelaporan biomassa dapat dilakukan secara transparan, real-time, dan terintegrasi dengan sistem operasional pembangkit.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar PLN Group dalam mempercepat transformasi energi nasional menuju sistem yang lebih hijau, efisien, dan inklusif.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, mengatakan digitalisasi biomassa menjadi tonggak penting dalam pengelolaan energi primer yang berkelanjutan.
“Kami melihat biomassa sebagai peluang strategis, bukan hanya untuk diversifikasi energi, tetapi juga membuka ruang partisipasi masyarakat dalam ekosistem energi nasional. Digitalisasi melalui marketplace ini memungkinkan proses yang lebih transparan, efisien, dan berdampak langsung bagi ekonomi lokal,” ujar Rizal dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).
Baca Juga: Kementerian ESDM Siap Gelar Road Test B50 Awal Desember Sebelum Mandatori 2026
Sebagai operator pembangkit, PLN Indonesia Power berperan memastikan kesiapan infrastruktur, sistem pembakaran, serta pelatihan SDM agar pemanfaatan biomassa berjalan optimal.
PLTU Adipala menjadi salah satu unit pionir yang telah mengadopsi cofiring biomassa dan kini menjadi lokasi percontohan integrasi marketplace dalam operasional pembangkit.
Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifa’i, menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar efisiensi, melainkan juga upaya menciptakan ekosistem energi yang lebih inklusif.
“Kami ingin memastikan transisi energi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar pembangkit,” ujarnya.
Baca Juga: KARA Perkuat Ekspor Olahan Kelapa di SIAL Interfood 2025
Adapun fitur utama platform ini mencakup: Pendaftaran dan verifikasi penyedia biomassa; Pemantauan stok dan kualitas bahan baku; Sistem lelang dan penawaran harga; Integrasi logistik dan pelacakan pengiriman; dan Dashboard analitik untuk memantau serapan biomassa.
Melalui sistem ini, penyedia lokal dapat menjual limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, dan tandan kosong sawit secara langsung ke pembangkit tanpa perantara, dengan harga yang lebih adil dan proses yang lebih cepat.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menambahkan bahwa kehadiran marketplace ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat.
“Kami ingin memastikan biomassa tidak hanya menjadi solusi energi, tetapi juga sumber penghidupan baru,” jelasnya.
Baca Juga: GMV Ekonomi Digital Indonesia Bisa Mencapai US$ 100 Miliar Tahun Ini
Pemanfaatan biomassa tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada batubara impor, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi karbon di sektor ketenagalistrikan.
Inovasi digitalisasi biomassa ini menandai langkah strategis PLN Group dalam membangun masa depan energi yang lebih hijau, adil, dan inklusif.
PLN Indonesia Power bersama PLN EPI dan entitas PLN Group lainnya terus memperkuat kolaborasi agar manfaat transisi energi dapat dirasakan hingga ke tingkat masyarakat.
Selanjutnya: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Melonjak, Proyeksi 2030 Capai US$ 340 Miliar
Menarik Dibaca: Barang Paling Laku di 11.11 Lazada, Promonya Masih Berlanjut hingga Hari Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













