Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Melambungnya harga minyak mentah, membuat PT PLN (Persero) harus mencari cara untuk menekan biaya pokok produksi listrik. PLN berencana untuk mematikan empat unit pembangkitnya yang menggunakan bahan bakar minyak (bbm). Empat pembangkit ini untuk memasok kebutuhan listrik di Jawa.
Empat unit pembangkit itu diantaranya adalah pembangkit listrik Muara Karang, pembangkit listrik Muara Tawar, pembangkit listrik Tanjung Priok dan pembangkit listrik Tambak Lorok. "Sebagai gantinya, PLN akan mulai mengoperasikan PLTU Suralaya (1x625 mw), PLTU Paiton (1x600 mw), PLTU Rembang (2x315 mw) dan PLTU Lontar (3x300 mw) yang menggunakan batubara," ujar Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan.
Untuk memenuhi pasokan listrik Jakarta, selain dari pasokan pembangkit Suralaya, PLN juga akan mengandalkan pasokan dari pembangkit Lontar. Untuk memperkuat listrik Jakarta, PLN juga sudah mulai melakukan pemasangan trafo di tujuh lokasi di Jakarta. Dus, masyarakat tak perlu khawatir adanya byar pet di Jakarta.
subsidi listrik jebol
Dahlan menambahkan, subsidi listrik pada tahun ini akan menggelembung dari target semula akibat kenaikan harga minyak mentah. Pasalnya, sebagian besar pembangkit PLN masih menggunakan bbm. Dalam merumuskan subsidi listrik, pemerintah menetapkan harga minyak US$ 80 per barel. Namun, kenyataannya, mengawali tahun harga minyak justru menyentuh level US$ 91 per barel.
"Kalau saat ini harga minyak mencapai US$ 95 berarti ada kenaikan sekitar US$ 15. Sayang, Dahlan tidak mengungkapkan berapa besar terjadi penambahan subsidi. "Ini semua sudah urusan DPR dan pemerintah. PLN ikut saja," kata Dahlan. Tahun ini, pemerintah bersama dengan DPR mematok anggaran subsidi sebesar Rp 70 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News