kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN resmikan pembangkit tongkol jagung pertama


Senin, 21 Juli 2014 / 20:13 WIB
PLN resmikan pembangkit tongkol jagung pertama
ILUSTRASI. Kuntadi, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung RI.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Uji Agung Santosa

Gorontalo. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB) pertama di Indonesia. Pembangkit listrik ini memanfaatkan tongkol jagung sebagai sumber energi utama untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan operasional PLTB itu disaksikan Direktur Operasi Indonesia Timur PLN Vickner Sinaga, dan Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim serta GM PLN Suluttenggo, Santoso Januwarsono pada Senin (21/7). PLTB itu memiliki kapasitas 500 kilo watt (kW) yang berlokasi di kecamatan Pulubala, Gorontalo.

Menurut Santoso Januwarsono, ide awal pembangunan PLTB ini karena ditantang oleh Vickner Sinaga pada 2 tahun lalu untuk bisa menghasilkan listrik dengan melihat potensi lokal Gorontalo. "PLTB Pulubala ini menjadi salah satu upaya nyata PLN untuk menggunakan kearifan lokal. Apalagi Gorontalo selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia," ujarnya.

Dahlan Iskan berharap PLTB Pulubala menjadi awal hadirnya pembangkit-pembangkit biomassa di Indonesia. "PLTB Pulubala ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan tingkat kebutuhan listrik masyarakat kita. Nanti akan dibangun lebih banyak lagi pembangkit listrik biomassa dengan kapasitas bervariasi, mulai dari 500 kW bahkan hingga diatas 1 MW. Bahan bakarnya pun bisa dari apa saja, tidak terbatas tongkol jagung, tapi dari cangkang sawit, pelepah kayu dan sebagainya" ujarnya.

Saat ini pertumbuhan ekonomi di Gorontalo mencapai 7,76%, sehingga kebutuhan listriknya naik 11,36% per tahun. Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik di Gorontalo jika menggunakan BBM adalah Rp 2.900/kWh sedangkan jika menggunakan PLTB Tongkol Jagung ini, bisa ditekan menjadi Rp 1.058/kWh.

Beban listrik di Gorontalo saat ini mencapai 78 MW untuk melayani 187.000 pelanggan, diantaranya 70.000 pelanggan di seluruh propinsi Gorontalo telah menggunakan layanan listrik prabayar. Saat ini listrik di Gorontalo telah terhubung dalam sistem interkoneksi 150 kV Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×