kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN targetkan pemasangan 160 charging station kendaraan listrik di tahun 2020


Rabu, 09 Oktober 2019 / 22:28 WIB
PLN targetkan pemasangan 160 charging station kendaraan listrik di tahun 2020
ILUSTRASI. A charging station for electric cars is pictured at the 89th Geneva International Motor Show in Geneva, Switzerland March 5, 2019. Picture taken March 5, 2019. REUTERS/Denis Balibouse


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pemasangan 160 titik charging station kendaraan listrik pada tahun 2020 mendatang. General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad bilang sejauh ini PLN telah menggelontorkan sekitar Rp 6 miliar untuk pembangunan 22 unit charging station di Jakarta.

"Dari 22 itu, 3 unit fast charging, 1 unit ultra fast charging dan sisanya normal charging," terang Ikhsan ditemui disela gelaran Hari Listrik Nasional ke 74 di Jakarta, Rabu (9/10).

Baca Juga: Pertamina EP Cepu memulai tajak sumur proyek Jambaran Tiung Biru

Lebih jauh Ikhsan menyebut, peluncuran unit pengisian daya kendaraan listrik akan dilakukan pada 27 Oktober 2019 mendatang. Satu unit fast-charging, kata Ikhsan, menelan biaya sekitar Rp 800 juta. Sementara itu, satu uni ultra fast-charging menelan biaya sekitar Rp 1,5 miliar.

Ikhsan cukup optimistis dengan rencana ini. Apalagi menilik kesiapan sejauh ini. Menurutnya, sejauh ini telah tersedia sekitar 14.000 substation. Jumlah ini dirasa mencukupi kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada.

Menyinggung soal rencana penambahan 160 titik pada tahun depan. Ikhsan menjelaskan, pihaknya berencana menggandeng sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kita kerjasama dengan Pertamina, beberapa BUMN lain dan Jasa Marga agar mereka mau membangun charging station di rest area," jelas Ikhsan.

Namun, Ikhsan menekankan, perlu ada kajian ulang soal tarif yang ditetapkan sebesar Rp 1.600 per Kwh. Angka ini dinilai tidak sebanding dengan besaran investasi yang dikeluarkan. "Perlu juga insentif dari pemerintah untuk pihak yang membangun charging station," kata Ikhsan.

Baca Juga: Alami peningkatan kapasitas listrik terpasang, Jonan apresiasi kinerja PLN dan IPP

Ikhsan menambahkan, sejauh ini komponen yang digunakan masih diimpor. Hal ini demi mempercepat terwujudnya ketersediaan stasiun pengisian daya.

Namun Ikhsan memastikan, pihaknya tengah melakukan kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapa Teknologi (BPPT), PT Len serta Pertamina agar komponen-komponen dapat diproduksi oleh PT Len.

Heru menambahkan, terlepas dari pengembalian investasi yang lambat akibat tarif yang kurang sesuai, penggunaan kendaraan listrik alan berdampak positif bagi lingkungan. "Bisa mengurangi impor BBM dan dampak besar untuk lingkungan di Jakarta," tandas Ikhsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×