Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) mengusulkan ekspor listrik ke negara-negara tetangga untuk mendukung The ASEAN Power Grid (APG), termasuk ekspor listrik ke Singapura bisa dimandatkan kepada satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Karena kita berada di dalam ekosistem negara tetangga dan ada rencana mengenai ASEAN Power Grid, maka jual-beli tenaga listrik antar negara itu sebuah keniscayaan," ungkap Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN,Yusuf Didi Setiarto, dalam rapat pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Ketenagalistrikan dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya jika melihat pada proyek ekspor gas ke Singapura yang saat ini dipegang oleh PT Pertamina (Persero) melalui PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, perlu ada tahapan konsolidasi dan penugasan kepada BUMN.
"Kita punya preseden yang cukup baik ketika kita mengekspor gas ke Singapura, di mana dikonsolidasikan oleh Pertamina. Kalau kita mengakses pasar Singapura secara individual, block by block, kita akan didekte oleh market Singapura, karena dia (Singapura) sudah pakai market clearing," jelas Yusuf.
Baca Juga: Soal Rencana Ekspor Listrik Hijau ke Singapura, Begini Kata TBS Energi (TOBA)
Oleh karena itu, PLN mengusulkan ekspor listrik ke Singapura menggunakan skema Goverment to Goverment (G2G).
"Tapi kalau ini di bawah G2G dan dimandatkan kepada satu BUMN untuk bisa mengkonsolidasikan kekuatan nasional, maka kitalah yang mengatur main dengan Singapura, bukan sebaliknya," ungkap Yusuf.
Asal tahu saja, Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merestui kerja sama perdagangan listrik lintas negara atau ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan Singapura.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan Menteri Energi, Sains & Teknologi di Kementerian Perdagangan dan Industri Tan See Leng di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/6/2025).
Baca Juga: Ekspor Listrik Hijau ke Singapura Dimatangkan, Pemerintah Prioritaskan Swasta
Adapun, kapasitas ekspor listrik EBT lintas batas ke Singapura diperkirakan mencapai 3,4 gigawatt (GW). Untuk memenuhi permintaan tersebut, Kementerian ESDM memperkirakan akan membutuhkan 18,7 GW produksi panel surya dan 35,7 GWh produksi baterai.
Meski begitu, Bahlil mengungkap proyek ekspor listrik hijau yang berasal dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia ke Singapura akan prioritas digarap oleh perusahaan swasta dari dalam negeri.
"Perusahaan yang terlibat (ekspor listrik) swasta. Ya, PLN bisa (terlibat) iya, bisa tidak. Nanti kita lihat lah," ungkap Bahlil.
Menurut Bahlil, PLN memiliki tanggung jawab prioritas di dalam negeri yang telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yaity membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas 69,5 gigawatt (GW) sampai tahun 2034 dan membangun jaringan 48.000 meter sirkuit atau 8.000 kilometer.
"Jadi kita lihat kemampuannya dulu," tandasnya.
Selanjutnya: Prediksi Rupiah Rabu (27/8/2025), Spekulasi Bunga The Fed Masih Jadi Perhatian
Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday Rewards 25-31 Agustus 2025, Hair Dryer-Serum Diskon hingga 60%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News