kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLTA Poso II resmi beroperasi


Rabu, 17 Agustus 2016 / 20:24 WIB
PLTA Poso II resmi beroperasi


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pencetus ide pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso II Achmad Kalla mengatakan bangsa Indonesia patut berbangga dengan telah beroperasinya PLTA Poso II yang merupakan karya anak bangsa.

"Ini sebuah pembuktian bahwa Indonesia mampu dan percaya diri untuk membangun sebuah infrastruktur dengan tenaga sendiri tanpa bantuan asing, bahkan sekarang bisa dilihat 70 % pekerja di sini adalah yang ber-KTP Poso" kata pemilik PT Poso Energy Achmad Kalla dalam siaran pers yang diterima Antara, Rabu (17/8).

Achmad Kalla menjelaskan pembangkit yang terletak di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah ini memiliki kapasitas 195 MW (megawatt) dan telah mengalirkan listrik sejak 22 Desember 2012.

Dengan daya sebesar itu, PLTA yang dibangun oleh Kalla Grup melalui anak usahanya PT Poso Energy telah berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu membuat karya besar yang sangat berguna bagi masyarakat, mengingat selama ini semua PLTA di Indonesia selalu dibangun dan dibiayai oleh kontraktor luar negeri.

PT Poso Energy membangun PLTA Poso Energy pada 2005. Meskipun belum memiliki pengalaman sama sekali dalam dunia pembangkit listrik, namun Achmad Kalla dari Kalla grup sekaligus pencetus ide, optimis dapat menyelesaikan proyek tersebut.

Selama tujuh tahun membangun PLTA Poso II, kini pihaknya tengah menggarap PLTA Poso I yang berkapasitas 2 X 30 MW sejak tahun 2015, dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2017, hingga PLTA Poso III berkapasitas 4 X 100 MW yang direncanakan selesai pada tahun 2022.

"Pertama kali punya ide kita keliling dunia mencari yang bisa menawarkan harga, tidak ada satu pun yang bersedia menjadi konsultan, karena kita sama sekali tidak punya pengalaman. Akhirnya PLTA Poso II dikerjakan selama tujuh tahun dengan kerja kita sendiri, banyak pembelajaran dan pengorbanannya, saat ini kita sudah bisa bangun listrik hanya dalam dua tahun," kata Achmad Kalla.

Achmad Kalla mengatakan satu hal yang paling membanggakan, proyek PLTA Poso ini sepenuhnya dikerjakan oleh sumber daya lokal dan tidak melibatkan tenaga asing.

Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Poso II dibatasi oleh Executive Committed Energy (ECE) sesuai yang tercantum dalam PPA (Power Purchase Agreement) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 845.2 Gwh (giga watt hour) meskipun sebenarnya PLTA Poso II mampu berproduksi lebih besar dari angka itu. Untuk rencana produksi listrik bulanan, dibuat dan disepakati setiap akhir tahun antara PT Poso Energy dengan Unit Pengatur Beban (UPB) PT PLN (Persero) Wilayah Sulselbar.

Berkaitan dengan hal tersebut Achmad Kalla mengatakan bahwa kebutuhan listrik di Indonesia selalu meningkat. Selain itu kelebihan listrik bisa menjadi cadangan jika PLN mengalami pemadaman akan menggunakan cadangan tersebut.

Menurutnya, negara seperti Singapura memiliki cadangan listrik sebesar 100 %, begitu pula dengan Tiongkok yang juga memiliki cadangan listrik yang begitu besar. Sehingga negara-negara itu sangat mudah membangun industri. Oleh karena itu tidak akan merugi jika membangun listrik dengan kapasitas besar, Ia menyebutkan di masa depan ekonomi kita akan semakin tumbuh karena industri akan mendekati sumber pasokan listrik yang dibangun dari sekarang.

"Ini seperti cerita lebih dulu mana ayam dengan telur, orang industri bertanya mana listrik, orang listrik bertanya mana industri, kita putuskan untuk bangun listrik, pasti nanti akan ada pembangunan industri," katanya.

Saat ini PLTA Poso II telah berhasil mengalirkan listrik melalui transmisi 275 kV Gardu Induk (GI) Pamona ke GI Palopo sepanjang 208 km dengan 538 tower untuk Provinsi Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat yang dibangun oleh PT Poso Energy, dan transmisi 150 kV dari GI Pamona via GI Poso ke GI Sidera di kota Palu untuk Provinsi Sulawesi Tengah sepanjang 189 km yang dibangun oleh PT PLN Persero. Beban puncak PLTA Poso II saat ini untuk arah Sulawesi Selatan sebesar 85 MW dan arah Sulawesi tengah sebesar 95 MW.

PLTA merupakan pembangkit yang ramah lingkungan. Alimuddin Sewang, Direktur PLTA Poso Energy, mengatakan keunggulan dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan sumber daya lain, PLTA beroperasi lebih cepat, sehingga saat diperlukan akan cepat disalurkan pada daerah yang membutuhkan sesuai dengan permintaan PLN.

"Berbeda dengan pembangkit uap yang harus menghasilkan upayanya untuk memutar turbin perlu waktu sampai 5 jam, memanaskan air dulu, panasin mesin, baru listriknya mengalir. Sementara sebagian besar pembangkit kita (Indonesia) masih andalkan uap, kalau kita bisa cepat, makanya PLTA ini selalu jadi andalan ketika tiba-tiba ada gangguan listrik," kata Alimuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×