kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polygon mengejar porsi penjualan ekspor 50%


Rabu, 22 Oktober 2014 / 08:15 WIB
Polygon mengejar porsi penjualan ekspor 50%
ILUSTRASI. Belanja masyarakat terpantau meningkat pada momen Ramadan dan Idul Fitri 2023?(KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Manajemen perusahaan tak harus menetapkan rencana di awal periode kinerja tahunan. Hal inilah yang dilakukan oleh produsen sepeda, Polygon Indonesia ketika menargetkan untuk memperbesar porsi penjualan ekspor menjadi 50% sepanjang kuartal IV 2014 ini.

Sebagai catatan porsi penjualan sepeda Polygon hingga kuartal III-2014, 60%-70% mengandalkan penjualan  domestik. Sisanya, 30%-40% berupa penjualan ekspor. 

Jika total produksi sepeda Polygon adalah 600.000 unit sepeda per tahun, berarti gambaran jumlah sepeda yang diekspor adalah 180.000 sepeda dalam setahun. Total produksi tahunan Polygon itu mewakili 80%-90% utilisasi mesin pabriknya saat ini. 

Cita-cita memperbesar porsi penjualan ekspor itu tidak dilakukan dengan menambah tujuan pasar mancanegara. Tidak pula dengan cara mengurangi porsi penjualan domestik. "Bukan menambah negara tujuan ekspor tapi menambah volume ekspor," ujar Ronny Lianto, Direktur Polygon Indonesia kepada KONTAN, Selasa (21/10).

Ronny juga menampik alasan memperbesar porsi penjualan ekspor karena memanfaatkan momen penguatan dollar Amerika Serikat terhadap rupiah. Ia menyebut, rencana menyeimbangkan porsi penjualan dalam negeri dan luar negeri itu adalah hasrat lama.

Polygon mengaku telah mendistribusikan produksi sepedanya ke sekitar 50 negara. Sebesar 60% ekspor menyasar negara-negara di Eropa Barat dan Eropa Timur. Sisanya dilempar ke Amerika Serikat, Australia dan Asia. Beberapa contoh negara tujuan ekspor Polygon adalah Thailand, Korea, Australia, Filipina, Jepang, Cekoslowakia, Swiss, dan Kroasia.

Tahun ini perusahaan itu menargetkan penjualan bisa tumbuh 10% dibandingkan penjualan sepanjang 2013 lalu. Adapun sepanjang semester tahun ini, Polygon mengaku mencatatkan  pertumbuhan penjualan 5%-10% dibandingkan semester pertama 2013.

Sayang, Ronny tak sekaligus menyebutkan target nilai penjualan tahun ini dan realisasi penjualan semester I-2014 itu. "Tidak ingat persis berapa angka penjualan kami," kilah Ronny.

Ronny memilih menjelaskan, jika tingkat kandungan bahan baku dalam negeri sepeda Polygon mencapai  80%-90%. Komponen sepeda yang sudah dipenuhi dari bahan baku lokal seperti frame sepeda, garpu dan stang.

Jadi, sisa kebutuhan bahan baku 10%-20% masih harus didatangkan dari luar negeri.  Sebut saja komponen berupa gear dan rantai sepeda.

Strategi Polygon memperbesar porsi ekspor itu bisa jadi adalah upaya mencari ceruk pasar yang masih besar, di saat impor sepeda makin riuh di tanah air. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), impor sepeda tahun 2013 US$ 138,5 juta, melesat tajam 223,59% dari realisasi impor 2012 sebesar  US$ 42,8 juta.

Rudiyono Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia pernah membeberkan, musabab impor sepeda makin riuh karena bea masuk impor sepeda utuh lebih murah ketimbang impor komponen sepeda untuk dirakit di dalam negeri.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×