Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Upaya Sosial dan Pengelolaan Sampah
Polytama juga menjalankan berbagai program sosial berbasis lingkungan. Berdasarkan data dari Harian Kompas, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah sampah terbanyak di dunia.
Menyadari hal ini, Polytama mengembangkan program literasi lingkungan dan pengelolaan sampah di Indramayu, tempat perusahaan beroperasi.
Baca Juga: Polytama Tingkatkan Keterlibatan Masyarakat di Proyek Jetty & Propylene Storage Tank
Kampanye #PlastikPPBaik, yang meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, kini diperluas ke Kelompok Dahayu (Dapur Usaha Indramayu) dengan inovasi SI DIA (Sistem Distribusi Hijau).
Program ini menggunakan sepeda kayuh dan motor listrik berbasis Oligotrik (Oligomer Jadi Listrik), inovasi dari limbah B3 yang telah memperoleh izin pemanfaatan dari KLHK.
Dalam aspek edukasi lingkungan, Polytama meluncurkan program SEHATI (Sekolah Hijau, Sehat, dan Bersih) di 12 sekolah dasar, yang mengintegrasikan pengelolaan sampah dalam kurikulum ekstrakurikuler.
Perusahaan juga mendorong UMKM kuliner di Taman Tjimanoek, Indramayu, untuk memilah sampah sisa makanan melalui sistem Biodigester, yang mampu menghasilkan gas metana sebagai energi alternatif dan pupuk organik cair. Melalui inisiatif ini, sebanyak 18 ton sampah organik dan anorganik telah dikelola secara efisien.
Polytama juga memperkenalkan teknologi Batik Javing (Bahan Plastik Jadi Paving), yang memanfaatkan limbah non-B3 fine polymer sebagai bahan substitusi dalam pembangunan infrastruktur publik. Teknologi ini telah diterapkan di area plant site perusahaan, akses jalan Rumah Produksi Bang Pilo, serta ruang publik seperti Taman Kehati dan Taman Tjimanoek. Dalam aspek energi, perusahaan berhasil menghemat penggunaan bahan bakar minyak hingga lebih dari Rp131 juta per tahun melalui konversi energi listrik dari Oligomer.
Baca Juga: IIF Salurkan US$38,55 Juta ke Polytama, Perkuat Pasokan Petrokimia Dalam Negeri
Kesuksesan Polytama dalam meraih PROPER Emas kelima ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu.
Kolaborasi multi-stakeholder ini menjadi bukti bahwa keberhasilan program lingkungan tidak hanya bergantung pada inisiatif korporasi, tetapi juga sinergi dengan masyarakat dan pemerintah.
Joko Pranoto menegaskan bahwa sebagai salah satu dari 85 perusahaan penerima PROPER Emas pada tahun 2024, Polytama terus berkomitmen menjaga standar tinggi dalam pengelolaan lingkungan.
Dengan perolehan ini, Polytama membuktikan bahwa bisnis berkelanjutan dapat berjalan selaras dengan inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Polytama bertekad menjadi pionir dalam industri petrokimia yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
Selanjutnya: Rupiah Spot Melemah 0,10% ke Level Rp 16.398 per Dolar AS, Kamis (27/2)
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Turun Rp 2.000 Hari Ini 27 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News