kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.683   7,00   0,04%
  • IDX 8.567   45,32   0,53%
  • KOMPAS100 1.187   7,36   0,62%
  • LQ45 861   3,86   0,45%
  • ISSI 302   3,11   1,04%
  • IDX30 444   0,74   0,17%
  • IDXHIDIV20 514   0,72   0,14%
  • IDX80 134   0,97   0,73%
  • IDXV30 137   0,95   0,69%
  • IDXQ30 142   0,15   0,11%

Prodia Widyahusada (PRDA) Serap Capex Rp 100 Miliar hingga September 2025


Rabu, 26 November 2025 / 15:21 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) Serap Capex Rp 100 Miliar hingga September 2025
ILUSTRASI. Gedung kantor PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA). Prodia Widyahusada (PRDA) telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar hingga September 2025.?


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar hingga September 2025.

Direktur Business & Marketing PRDA, Indriyanti Rafi Sukmawati menjelaskan, alokasinya mengalir pada sejumlah perbaikan alat dan peningkatan kualitas layanan perusahaan, mencakup rehabilitasi dan renovasi sejumlah outlet, kebutuhan relokasi, dan peningkatan kualitas juga kapasitas operasional laboratorium. 

Selain itu, dananya turut digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan sistem teknologi informasi untuk mendukung operasional dan bisnis perseroan. 

Adapun di periode tersebut, PRDA menghasilkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 114,56 miliar. Angka ini merosot 41,06% secara tahunan (year on year/YoY) dari raihan per September 2024 yakni Rp 194,39 miliar.

Baca Juga: PLN Indonesia Power Catat Kapasitas RMO Capai 22,9 GW di 9 Area Kerja

Sejalan dengan itu, pendapatan PRDA menurun 1,11% YoY dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,58 triliun. Hal ini disebabkan oleh susutnya perolehan dari pos rutin menjadi Rp 1,08 triliun dari sebelumnya Rp 1,11 triliun, begitupun pos non-laboratorium menjadi Rp 116,61 miliar dari 121,19 miliar.

Soal ini, Indriyati mengaku, perseroan tengah menghadapi sejumlah tantangan bisnis, khususnya pergeseran prioritas pengeluaran masyarakat terhadap belanja kesehatan. Alhasil, konsumen cenderung menunda tindakan kesehatan preventif atau pemeriksaan diagnostik rutin, dan hanya mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan yang bersifat mendesak atau kuratif.

“Meski demikian, perseroan melihat tantangan dan hambatan ini menjadi dorongan untuk terus memperkuat added value Prodia di mata para pemangku kepentingan,” ucap Indriyanti saat dihubungi Kontan, Selasa (26/11/2025).

Untuk memaksimalkan kinerja pada sisa tahun ini, PRDA akan terus memaksimalkan efisiensi biaya, perluasan strategis lintas regional, dan pembukaan cabang baru. PRDA juga bakal fokus melayani pasar korporasi, namun tentu tanpa melewatkan pelanggan individu.

Perseroan kata Indriyanti juga melihat masih besarnya peluang untuk berinovasi lebih lanjut, khususnya pada aplikasi U by Prodia dan ekspansi ke sektor baru seperti terapi regeneratif.

Terbaru, PRDA juga telah meluncurkan Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC), yang menggunakan teknologi terkini berbasis mass spectrometry dan chromatography untuk mendalami kondisi tubuh dan mendeteksi tanda-tanda penyakit lebih dini. 

“Perseroan optimistis mampu mencapai pertumbuhan pendapatan pada kontribusi multi-segmen, khususnya segmen B2B (business-to-business dan B2C (business-to-customer),” pungkas Indriyanti.

Baca Juga: Spesial 12.12 Birthday Sale dan Iklan Bersama Fuji Meriahkan HUT Shopee ke-10

Selanjutnya: Bank Sampoerna Salurkan Pembiayaan Rp 1,9 triliun Melalui PDaja.com

Menarik Dibaca: Tayang 8 Januari, Film Suka Duka Tawa Rilis Official Trailer & Poster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×