Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga semester I-2024, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (Capex) sekitar 25% atau setara Rp 62,5 miliar dari total dana capex yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp 250 miliar.
Direktur Business & Marketing Prodia, Widyahusada Indriyanti Rafi Sukmawati, memaparkan, sebagian besar atau 50%-55% dana capex yang disiapkan di tahun 2024 digunakan untuk pengembangan digitalisasi dan teknologi informasi.
Selain itu, digunakan pula untuk peningkatan kapasitas alat laboratorium.
Baca Juga: Prodia Widyahusada Inisiasi Rangkaian Kolaborasi Komunitas di 6 Kota
“Sedangkan 25%-30% untuk pengembangan kualitas dan kapabilitas outlet existing yang dimiliki Perseroan, dan sisanya untuk pengembangan operasional,” ungkap Indriyanti, kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Di sisi lain, PRDA juga menargetkan untuk membuka 1-2 cabang lab klinik dan membuka lebih dari 30 Point of Collection (POCs), berkolaborasi bersama RS di Indonesia untuk pembukaan Genomic Site dan pengelolaan Hospital Lab sepanjang 2024.
Hingga Juni 2024, PRDA telah membuka 33 POCs, dan 3 kerja sama RS (Genomic Site) di RS Brawijaya Saharjo (Jakarta), RS SMC Telogorejo (Semarang), dan RS Abdul Wahab Sjahranie (Samarinda).
“Perseroan optimis melalui perluasan jejaring outlet ini, mampu menghadirkan layanan diagnostik kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi dengan pusat layanan kesehatan terpadu agar masyarakat mendapatkan akses fasilitas layanan kesehatan yang efisien, holistik, dan nyaman,” ujarnya.
Baca Juga: Amankan Rantai Pasok, Prodia Widyahusada (PRDA) Akuisisi 39% Saham Proline
Secara total, PRDA kini memiliki 321 outlet yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia hingga paruh pertama 2024.
Indriyanti menyebutkan, jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan komitmen dan inisiatif PRDA untuk menghadirkan layanan diagnostik kesehatan bagi pelanggan dan dapat memberikan jangkauan pelanggan yang luas.
Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan PRDA tercatat sebesar Rp 1,03 triliun per semester I-2024. Angka ini cukup stabil dibandingkan Rp 1,06 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk bottom line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan 22,29% year on year (yoy), dari sebelumnya Rp 148,77 miliar pada semester I-2023, menjadi Rp 115,67 miliar pada semester I-2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News