Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Menurutnya, impor sangat berbahaya karena menyerang daya saing dengan harga yang lebih murah. Sejauh ini, perusahaan bertahan dengan memperkuat relasi dengan pelanggan dan meningkatkan kualitas.
“Sebab untuk banting harga sangat sulit karena harga produksi sendiri sudah tinggi. Margin kami sangat tipis,” ujarnya.
Erlien Lindawati Surianto, Corporate Secretary PT Ever Shine Textille Tbk menyatakan relatif untuk pengaruh banyaknya produk impor dari China.
“Kami bisa iya bisa juga tidak karena kami secara group memproduksi downstream dan upstream. Untuk dampak bisa keduanya. Untuk impor benang yang tidak tersedia di dalam negeri kami melihat dari segi harga saja,” ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (25/5).
Sedangkan untuk dampak produksi itu sendiri, Erlien memilih tidak membicarakannya karena ia mengaku tidak mengikuti pemberitaan tersebut. Namun, untuk pembatasan impor dari APSyFI ia setuju karena untuk pertumbuhan industri dalam negeri.
Iwan S. Lukminto, Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk menyatakan tidak terpengaruh dengan maraknya barang impor. “APSyFI mempunyai masalah sendiri yaitu produk polyester di dalam negeri dijual lebih mahal daripada ekspor. Kami tidak terpengaruh dengan hal tersebut,” ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News