kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Produk Pala ditolak UE, Kemtan lakukan pembinaan


Selasa, 12 Mei 2015 / 12:47 WIB
Produk Pala ditolak UE, Kemtan lakukan pembinaan
ILUSTRASI. 6 Rekomendasi Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp 50 Jutaan. REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Penolakan produk pertanian Indonesia oleh pasar Uni Eropa membuat Kementerian Pertanian (Kemtan) melakukan pembinaan terhadap petani. Hal ini untuk mencegah kembali terjadinya penolakan produk pertanian di pasar internasional.

Tahun ini, sudah empat kali produk pala dan kayu manis asal Indonesia dikembalikan ke Indonesia. Alasannya, produk tersebut tercemar kapang dan melebihi ambang batas standard UE. Penolakan ekspor produk pertanian ke EU untuk komoditi pala (nutmeg) telah terjadi berulang kali dengan kasus yang sama yaitu cemaran alfatoxin melebihi batas maksimum standard EU.

Selama empat bulan terakhir, tercatat empat kali untuk kasus penolakan pala dan satu kasus untuk penolakan Kayu manis yang tercemar kapang.

Azwar Abu Bakar, Direktur Tanaman Penyegar dan Rempah Kemtan mengatakan, pihaknya telah melakukan ulang pembinaan teknis. Pihaknya telah memberdayakan dan memberi pelatihan kepada kelompok petani.

"Tapi tidak semuanya langsung dibebankan kepada petani. Tapi juga ada faktor pengemasan. Apakah tugas eksportir atau dalam proses transportasi itu harus diselidiki juga. Terkadang pedagang kurang memperhatikan kualitas. Sehingga pada saat dibawa produk pertanian mengalami penurunan kualitas ini," tandas Azwar pada Selasa (12/5).

Produksi pala Indonesia setiap tahunnya terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 produksi pala sebanyak 15.793 ton, lalu di tahun 2011 naik menjadi sebesar 22.250 ton. Kemudian pada tahun 2012 sebesar 25.321 ton dan di 2013 sebesar 25.909 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×