Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
3. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengumumkan pedoman kinerja yang akan dikejar pada tahun 2024. Dari sisi bisnis, emiten batubara milik konglomerat Low Tuck Kwong ini mengincar pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar - US$ 3,6 miliar pada tahun ini.
Dari sisi operasional, BYAN menargetkan volume produksi batubara bisa mencapai 55 juta - 57 metrik ton untuk tahun 2024. BYAN membidik penjualan batubara pada level volume yang sama dengan tingkat produksi.
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2023 BYAN memproduksi 49,7 juta metrik ton, naik 27,76% ketimbang produksi 38,9 juta metrik ton pada 2022. Volume penjualan batubara BYAN juga meningkat, naik 18,29% dari 39,9 juta metrik ton menjadi 47,2 juta metrik ton pada 2023.
Penjualan batubara BYAN dominan dipasarkan ke Filipina dengan porsi 31%, Indonesia (25%), Korea Selatan (10%), China (8%), India (7%), Malaysia (6%), Bangladesh (6%) dan lainnya (7%).
Baca Juga: Komitmen Pemerintah Geber Energi Hijau Dipertanyakan
Dari sisi belanja modal (capex), BYAN menyiapkan dana sekitar US$ 230 juta - US$ 260 juta pada tahun 2024. Adapun, pada tahun lalu BYAN menyerap capex sebesar US$ 219,9 juta dari alokasi anggaran sebanyak US$ 249,2 juta.
4. PT Kaltim Prima Coal
Anak perusahaan dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang beroperasi di Kalimantan ini mengelola salah satu pertambangan open-pit terbesar di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 70 juta ton.
5. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
Perusahaan tambang batubara milik Grup Sinarmas ini hingga September 2023, pertambangan dan perdagangan batubara milik DSSA melalui PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan PT Bumi Kencana Eka Sejahtera membukukan kinerja operasional.
Baca Juga: Meski Kinerja Diproyeksi Turun, Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham ADRO
Per September 2023, tercatat sebanyak 41,4 juta ton batubara diproduksi, lebih besar 15% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 36 juta ton. Sementara untuk volume penjualan batubara, DSSA mencatatkan kenaikan sebesar 13,1% menjadi 40,9 juta ton dibandingkan 36,2 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News