Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2022 sebesar 46,729 juta ton.Jumlah tersebut lebih rendah dari produksi tahun 2021 sebesar 46,88 juta ton.
Penurunan produksi ini merupakan tahun ke-4 yang terjadi secara berturut-turut dimana produksi CPO cenderung terus turun atau stagnan sejak kelapa sawit diusahakan secara komersial di Indonesia.
"Dibandingkan tahun 2021 produksi CPO ini (tahun 2022) turun, walaupun turunnya sedikit 0,34%. Kemudian CPKO (Crude Palm Kernel Oil) 4,5 juta ton, sehingga total palm production 51,2 juta ton," jelas Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dalam Press Conference Gapki, Jakarta, Rabu (25/1).
Adapun konsumsi dalam negeri tahun 2022 secara total mencapai 20,96 juta ton. Capaian tersebut lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 18,422 juta ton.
Baca Juga: Soal Rencana Penetapan Harga Acuan CPO Oleh Bappebti, Begini Tanggapan Gapki
Konsumsi pasar domestik didominasi untuk industri pangan sebesar 9,941 juta ton. Dimana realisasi ini lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 8,954 juta ton. Bahkan konsumsi untuk industri pangan tahun lalu juga lebih tinggi dari 2019 sebelum pandemi sebesar 9,86 juta ton.
Kemudian konsumsi untuk industri oleokimia tahun lalu mencapai 2,185 juta ton atau 2,8% lebih tinggi tahun 2021 sebesar 2,126 juta ton. Realisasi konsumsi CPO untuk biodiesel 2022 mencapai 8,842 juta ton. Ini lebih tinggi dari konsumsi 2021 sebesar 7,342 juta ton.
"Biodiesel tumbuhnya tinggi karena ini konsumsi solar meningkat pasca pandemi," imbuh Joko.
Sedangkan untuk ekspor tahun 2022 yakni sebesar 30,803 juta ton. Realisasi ini lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 33,674 juta ton. Joko mengatakan ada penurunan ekspor tahun lalu sekitar 8,5% dibanding 2021.
Kondisi penurunan ekspor tersebut juga jadi tahun ke-4 berturut-turut dimana ekspor turun dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Bappebti akan Bikin Harga Acuan CPO
Meski demikian, nilai ekspor tahun 2022 mencapai US$ 39,28 miliar yang berasal dari CPO, olahan dan turunannya. Nilai ekspor tersebut lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar US$ 35,5 miliar.
Kenaikan nilai ekspor disebabkan harga produk sawit tahun 2022 relatif lebih tinggi dari harga tahun 2021. Selanjutnya stok minyak sawit di dalam negeri diperkirakan mencapai 3,658 juta ton.