kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi kelapa sejak 2011 terus menurun


Kamis, 14 September 2017 / 21:53 WIB
Produksi kelapa sejak 2011 terus menurun


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sambu Grup, kelompok perusahaan pengolah kelapa terbesar di Indonesia membutuhkan sekitar 3 - 4 juta kelapa bulat setiap harinya untuk melakukan produksi. Hal tersebut diutarakan oleh Tay Enoku, Direktur PT Pulau Sambu.

Sementara itu, dari kebutuhan kelapa yang sangat besar per tahunnya, Tay mengungkap, hanya 10% kebutuhan kelapa yang dipenuhi dari perkebunan Sambu Grup. Sementara 90% diperoleh dari perkebunan rakyat.

Menurut Tay, saat ini pasokan kelapa di Indonesia masih memenuhi kebutuhan industri. Namun, dia berpendapat komoditas kelapa perlu dilihat dalam jangka panjang mengingat produksi yang terus menurun setiap tahun.

Berdasarkan data Direktorat perkebunan, produksi kelapa terus menurun sejak 2011, dimana pada 2011 produksi kelapa sekitar 3,1 juta ton menjadi 2,8 juta ton pada 2016.

"Kalau kita bicara tentang kekurangan produksi, kita tidak bisa bicara tentang potret saat ini karena kita bicara pengembangan industri dan investasi. Yang harus kita lihat itu adalah ekosistem Indonesia dalam waktu yang panjang," tutur Tay kepada KONTAN, Kamis (14/9).

Menurut Tay, untuk mengembangkan kelapa di Indonesia, diperlukan sudut pandang yang sistemik dimana dalam pelestarian kelapa ini perlu memperhatikan ekosistemnya terlebih dahulu dan melihat masalah kelapa ini dari sudut pandang jangka panjang. Petani perlu dibantu untuk memperbaiki produktivitas kelapa mengingat kebutuhan industri dipasok dari perkebunan rakyat.

"Kalau kita tidak mendapatkan kepastian kesinambungan bahan baku, untuk apa kita berinvestasi sedemikian besarnya. Kalau kita tidak bisa memastikan kesinambungan ekosistem itu sendiri, bagaimana petani itu mendapat insentif untuk melestarikan kebunnya. Bisa-bisa dia nanti tidak mau menanam kelapa untuk generasi berikutnya," ungkap Tay.

Tay mengungkap, saat ini Sambu Group sedang melakukan pengembangan pabrik dimana dapat memperbesar kapasitas produksi pabrik yang mereka miliki. Dengan pengembangan ini, maka produksi Sambu Group ke depannya dapat meningkat 50% - 100%.

Artinya, produksi perkebunan kelapa Sambu saat ini tidak akan mampu memenuhi kebutuhan Sambu Group hingga 10%. Apalagi, menurut Tay Sambu Group tidak berencana untuk meningkatkan produktivitas kebun kelapanya.

"Kalau kami tidak memiliki peningkatan peran untuk membantu perkebunan masyarakat, lalu petani masyarakat. Dan membantu mereka itu tidak gratis. Kami harus memilih mengembangkan perkebunan sendiri atau perkebunan rakyat. Kami memilih perkebunan rakyat karena masyarakat ini lebih banyak. Apa pun nilai tambah yang didapatkan Industri harus diberikan kepada masyarakat kembali," jelas Tay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×