Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengalami penurunan produksi konsentrat tembaga sepanjang tahun 2019. Realisasi produksi dari anak usaha Medco Energy Group ini turun sekitar 7% dibandingkan tahun 2018.
Head of Corporate Communication AMNT Kartika Oktaviana mengatakan, penurunan produksi konsentrat ini hanya bersifat sementara. Menurutnya, hal itu merupakan konsekuensi yang wajar dari fluktuasi siklus tambang.
Baca Juga: Ini alasan kontrak 294 karyawan Amman Mineral tak diperpanjang
Sebab, Kartika mengungkapkan bahwa AMNT masih mengandalkan produksi dari Tambang Batu Hijau, dan saat ini blok tambang tersebut telah memasuki fase 7, yaitu tahap pengupasan batuan penutup.
"Penurunan ini konsekuensi wajar dari fluktuasi siklus tambang dan sifatnya sementara. Memang saat ini Tambang Batu Hijau berada pada pengembangan fase 7, sehingga nantinya bisa mendapatkan ore dengan kualitas lebih baik," kata Kartika kepada Kontan.co.id, Selasa (28/1).
Sayangnya, Kartika hanya menyebutkan penurunan produksi konsentrat tembaga AMNT di 2019 berada di kisaran 7% dibanding tahun 2018. Kartika masih enggan memberikan detail angka mengenai raihan operasional yang diraih AMNT.
Namun sebagai perbandingan, pada tahun 2018 lalu, produksi konsentrat AMNT berada di angka 310.000 dry metric ton (dmt) dengan 141,5 Mlbs tembaga dan 70,7 koz emas. Dalam kondisi pengembangan fase 7 di Tambang Batu Hijau, AMNT mengandalkan olahan dari stockpile.
Baca Juga: Kementerian ESDM siap jemput bola kebut proyek smelter