kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi konsentrat Amman Mineral turun sekitar 7% di tahun 2019


Selasa, 28 Januari 2020 / 21:10 WIB
Produksi konsentrat Amman Mineral turun sekitar 7% di tahun 2019
ILUSTRASI. Masih Kembangkan Fase 7 Tambang Batu Hijau, Produksi konsentrat Amman Mineral turun sekitar 7% di 2019. KONTAN/Baihaki/29/6/2011


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengalami penurunan produksi konsentrat tembaga sepanjang tahun 2019. Realisasi produksi dari anak usaha Medco Energy Group ini turun sekitar 7% dibandingkan tahun 2018.

Head of Corporate Communication AMNT Kartika Oktaviana mengatakan, penurunan produksi konsentrat ini hanya bersifat sementara. Menurutnya, hal itu merupakan konsekuensi yang wajar dari fluktuasi siklus tambang.

Baca Juga: Ini alasan kontrak 294 karyawan Amman Mineral tak diperpanjang

Sebab, Kartika mengungkapkan bahwa AMNT masih mengandalkan produksi dari Tambang Batu Hijau, dan saat ini blok tambang tersebut telah memasuki fase 7, yaitu tahap pengupasan batuan penutup.

"Penurunan ini konsekuensi wajar dari fluktuasi siklus tambang dan sifatnya sementara. Memang saat ini Tambang Batu Hijau berada pada pengembangan fase 7, sehingga nantinya bisa mendapatkan ore dengan kualitas lebih baik," kata Kartika kepada Kontan.co.id, Selasa (28/1).

Sayangnya, Kartika hanya menyebutkan penurunan produksi konsentrat tembaga AMNT di 2019 berada di kisaran 7% dibanding tahun 2018. Kartika masih enggan memberikan detail angka mengenai raihan operasional yang diraih AMNT.

Namun sebagai perbandingan, pada tahun 2018 lalu, produksi konsentrat AMNT berada di angka 310.000 dry metric ton (dmt) dengan 141,5 Mlbs tembaga dan 70,7 koz emas. Dalam kondisi pengembangan fase 7 di Tambang Batu Hijau, AMNT mengandalkan olahan dari stockpile.

Baca Juga: Kementerian ESDM siap jemput bola kebut proyek smelter

Adapun, terkait dengan pengembangan fase 7 Tambang Batu Hijau, Kartika menyampaikan hingga akhir 2019, realisasinya 9% di atas target pengupasan batuan yang direncanakan.

Kartika juga masih belum mau membuka detail rencana dan target AMNT di tahun 2020 ini. Termasuk mengenai dana investasi atau capital expenditure (capex) yang disiapkan AMNT.

Namun, ia mengatakan bahwa AMNT akan tetap melanjutkan pengupasan batuan buangan dalam fase 7. Kartika bilang, pada saat ini AMNT juga masih akan memanfaatkan produksi dari stockpile yang sudah ada dan disiapkan dari fase-fase terdahulu.

Baca Juga: Medco (MEDC) Genjot Beragam Bisnis Tahun Ini

"Perusahaan juga fokus dalam meningkatkan efisiensi operasional yang mengutamakan keamanan," ungkapnya.

Selain di Tambang Batu Hijau, AMNT juga tengah melakukan eksplorasi di Blok Elang. Kartika menerangkan, pada tahun 2019, eksplorasi di Elang masih terus berjalan untuk meningkatkan kerapatan jarak bor dan akan berlanjut di tahun ini.

"Tujuannya meningkatkan tingkat kepercayaan sumber daya mineral di Elang. Pada 2020 pun masih akan dilanjutkan upaya pengeboran serupa," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×