Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Peningkatan produksi minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO) yang cukup besar menuntut Indonesia untuk terus memperluas pasar ekspor CPO. Sebab, selama ini pasar CPO Indonesia terbesar baru India dan China. Ke depan, Indonesia harus memperluas pasar ekspor CPO ke wilayah lainnya.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krishnamurti mengungkapkan, selama ini struktur pasar ekspor CPO Indonesia masih mengandalkan China dan India sebagai pasar prioritas. “Tapi, kita harus mulai ekspansi pasar ke Eropa Timur. Ini pasar yang menjanjikan," ujarnya di Jakarta Kamis (24/3).
Wajar saja, seperti negara lainnya, Eropa Timur juga membutuhkan CPO untuk bahan baku biofuel, minyak goreng dan bahan baku industri lainnya. "Perhitungan kita, sementara yang bisa kita tawarkan ke kawasan Eropa Timur sekitar 1,5 juta ton - 2 juta ton per tahun," katanya.
Untuk memperlancar ekspansi pasar ke Eropa Timur ini, Bayu mengatakan, nantinya Indonesia juga harus mengembangkan hup alias terminal pengumpul untuk produk pertanian Indonesia di Serbia. Selama ini, pelabuhan hub untuk produk pertanian dari Indonesia di kawasan internasional berada di Amsterdam, Belanda dan di Harbour, Jerman.
Catatan saja, saat ini produksi CPO Indonesia sekitar 22 juta ton. Sementara itu, penyerapan CPO di dalam negeri masih cukup rendah, yaitu sekitar 6,5 juta ton - 7 juta ton. Di antaranya, sekitar 4,5 juta ton digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, sekitar 1,5 juta ton digunakan untuk kebutuhan industri non makanan seperti oleokimia, dan sekitar 1 juta ton untuk dikonversi menjadi biodiesel. Alhasil," Masih ada sekitar 15 juta ton - 16 juta ton yang harus diekspor," kata Bayu.
Bayu juga bilang, dalam strategi pemasaran CPO ke pasar Eropa Timur, nantinya para pengusaha Indonesia akan didorong untuk tidak hanya mengekspor CPO tapi juga mendorong investor Indonesia untuk mengembangkan investasi di sektor CPO di negara lain. Ini merupakan bagian dari strategi perdagangan CPO internasional.
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi mengungkapkan potensi pasar CPO ke kawasan Uni Eropa memang cukup besar. Sejak tahun 2005 sampai 2010 ekspor CPO dan produk turunannya ke pasar Uni Eropa meningkat lebih dari 3 kali lipat. Pada tahun 2005 nilai ekspor CPO dan produk turunannya ke Uni Eropa sebesar US$ 669 juta, dan naik menjadi US$ 2,17 miliar pada tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News