kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi minyak goreng dari kelapa terganggu hujan


Selasa, 24 Januari 2012 / 16:37 WIB
Produksi minyak goreng dari kelapa terganggu hujan
ILUSTRASI. Tahun 2021, CTRA diperkirakan bisa mencapai Rp 6 triliun dari tahun 2020 sebesar Rp 5,5 triliun. Panin Sekuritas beri rekomendasi beli saham CTRA.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Musim hujan yang mengguyur sentra perkebunan kelapa membuat pusing produsen refined bleached deodorized (RBD) coconut oil atau minyak goreng. Pasalnya, musim hujan yang terus-terusan membuat petani kelapa sulit membuat kopra yang mengandalkan cahaya matahari.

Bahkan, PT Mangga Dua, salah satu produsen RBD terpaksa menghentikan produksi minyak goreng karena kesulitan mendapatkan bahan baku kopra. "Kami hentikan sementara dulu, dan mulai beroperasi lagi pertengahan Februari nanti," ujar Sutardi Lili, Direktur PT Mangga Dua, Selasa (24/1).

Pabrik minyak kelapa yang sudah beroperasi sejak tahun 1949 itu, menghentikan operasional karena ketiadaan bahan baku. Jika pun bahan baku kopra tersedia, harganya sudah jauh melebihi nilai ekonomis.

Saat ini, harga RBD coconut oil sudah naik 7,5%, atau naik dari harga Rp 12.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 12.900 per kg. Dengan kapasitas produksi 100 ton per bulan, PT Mangga Dua membutuhkan bahan baku kopra hingga 220 ton yang biasanya didatangkan dari Lampung dan Kalimantan.

Sutardi bilang, harga kopra saat ini sudah mencapai Rp 6.350 per kg atau naik 27% ketimbang harga akhir tahun lalu yang hanya Rp 5.000 per kg.

Selain melayani pasar domestik, PT Mangga Dua selama ini melayani pasar ekspor ke Eropa dan juga Amerika Serikat (AS). Namun, belakangan ini, Sutardi sudah menghentikan pasar ekspor dan fokus melayani permintaan dari dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×