kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi nikel tahun ini terancam tergerus akibat wabah virus corona


Kamis, 02 April 2020 / 17:02 WIB
Produksi nikel tahun ini terancam tergerus akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. smelter pertambangan mineral nikel nickel PT Vale Indonesia Tbk INCO?di Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

Sementara untuk tahun ini, Kementerian ESDM memprediksi produksi bijih nikel hanya berkisar di angka 30-an juta ton. Sementara realisasi hingga Februari 2020 tercatat mencapai 3,89 juta ton.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak ketika dimintai konfirmasi menolak untuk memberikan komentar atas potensi penurunan produksi ini. "Tidak ada tanggapan" jawab Yunus singkat, Kamis (2/4).

Dalam catatan Kontan.co.id, Kementerian ESDM memang memproyeksikan penurunan produksi bijih nikel pada tahun ini. Kala itu, Yunus mengungkapkan, hal ini dimungkinkan pasca terjadinya lonjakan produksi di 2019.

"Bijih nikel kadar rendah dengan sendirinya akan ngerem (produksi). Sekarang tumpukan jadi gunung. Ketika ekspor distop, otomatis ada over supply. Kadar rendah yang tidak diekspor ditata ulang untuk disimpan," terang Yunus di kantornya, Kamis (23/1).

Baca Juga: Lockdown di India Bisa Mengganggu Ekspor Batubara Indonesia

Disisi lain, Kementerian ESDM sempat menjanjikan akan menerbitkan regulasi terkait harga dan tata niaga nikel domestik pada Maret lalu.

Sayangnya, memasuki bulan April, rencana tersebut belum menemui titik terang. Menurut Yunus, peraturan tersebut ingin memastikan penambang maupun pengusaha smelter bisa mendapatkan harga yang layak, tidak lebih rendah dari perhitungan keekonomian Harga Pokok Produksi (HPP) ore nikel maupun smelter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×