Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
Sementara, Kasmin yang tergabung dalam kelompok Tani Maju Makmur mengungkapkan selain dapat menghemat biaya operasional cukup besar, dia juga bisa meningkatkan produktivitas sawahnya.
Dia membandingkan sebelum dan sesudah memakai listrik PLN untuk mengaliri sawahnya. Biasanya sehari semalam membutuhkan biaya Rp 170.000 untuk genset. Kini setelah memakai listrik PLN hanya habis Rp 55.000 per hari.
Permintaan listrik juga datang dari sektor agrikultur lainnya, yaitu peternakan. Suharta, pemilik peternakan ayam di Desa Rasau Jaya Dua, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat masih menunggu proses untuk mengikuti program electrifying agriculture.
Dia berminat mengikuti program ini karena ingin mengembangkan peternakan ayamnya lewat sistem ternak tertutup (close system). Sistem ini bergantung pada pasokan listrik yang handal.
Kandang ini ibarat hotel bintang 5 untuk ayam karena dilengkapi dengan teknologi blower, cooling pad untuk pendingin, dan pengatur suhu. Kandang close memerlukan listrik untuk menggerakan blower, per-satu blower membutuhkan daya 1.500 VA dan per lantai kandang dibutuhkan minimal 2 blower.
Jika dibandingkan dengan sistem kandang tertutup yang kira-kira bisa menampung 5.000 ekor ayam, sistem kandang tertutup bisa menampung berkali-kali lipat ayam.
Dalam satu kandang tertutup tingkat dua, satu lantai berkapasitas 12.000 ekor ayam, jika ditotal, satu kandang dapat menampung 24.000 ekor ayam. Selain bisa menghasilkan ayam lebih banyak, lewat sistem ini ayam yang diproduksi diklaim lebih steril.
Kendati begitu, perlu biaya operasional lebih tinggi untuk kandang tertutup, Suharta mengatakan, dengan naiknya produktivitas dan kualitas, biaya lebih yang harus dia keluarkan setimpal.
Cikal bakal electrifying agriculture lahir di Jawa Timur, ketika petani buah naga berhasil memperoleh manfaat efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas hasil panennya. Penggunaan listrik ini sudah dimulai sejak tahun 2012, namun baru terpublikasi secara masif sejak tahun 2018 - 2019.
Sejak saat itu, PLN mendukung kemudahan akses listrik di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan melalui Program Electrifying Agriculture.
Sejatinya, program ini mulai dilaksanakan secara nasional pada 8 Oktober 2020 melalui kegiatan Marketing electrifying agriculture. Untuk pelaksanaan program ini, PLN juga telah melakukan kerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni BRI dan Mandiri untuk penyediaan layanan perbankan berupa pembiayaan bagi pelanggan atau calon pelanggan untuk berpartisipasi dalam program electrifying agriculture.