kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Produsen alat berat mulai memangkas jam kerja


Senin, 24 Agustus 2015 / 18:32 WIB
Produsen alat berat mulai memangkas jam kerja


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Perlambatan ekonomi memukul banyak lini bisnis di Indonesia. Tak terkecuali produsen alat berat. Mereka mulai mengurangi produksi di tengah menurunnya permintaan alat berat. Efeknya, jam kerja para pekerja juga dipangkas.

Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mengatakan, produsen alat berat nasional terkena dampak dari perlambatan ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah. "Ekonomi melambat, permintaan alat berat juga turun, produksi kami juga menurun," ujar Jamaluddin, Senin (24/8).

Lantaran produksi menurun, produsen juga mengurangi jam kerja. "Kami sebisa mungkin tak lakukan lay-off. Yang kami lakukan adalah meniadakan lembur, mengurangi jam kerja, dari tadinya libur satu hari, jadi libur dua hari," ujar Jamaluddin.

Saat ini kapasitas produksi alat berat nasional adalah 10.000 unit per tahun. Namun rata-rata utilitas produksi perusahaan alat berat dalam negeri hanya di kisaran 50%. "Tahun lalu total produksi alat berat sekitar 5.000 unit. Tahun ini menyamai tahun lalu saja sudah bagus, mungkin di kisaran 4.500-5.000 unit," ujar Jamaluddin.

Selain itu, pihaknya juga tertekan nilai tukar rupiah yang hari ini sempat menembus Rp 14.000 per dollar. "Efeknya besar buat kami. Selain secara psikologis ke pasar, komponen kami juga masih banyak yang impor," ujar Jamaluddin.

Menurut Jamaluddin, perusahaan alat berat banyak mengandalkan sektor tambang dan perkebunan yang sekarang sedang lesu darah. Beranjak ke sektor konstruksi atau infrastruktur, belanja pemerintah juga tak kunjung turun.

Ia meminta pemerintah segera mencairkan dana APBN untuk menggulirkan roda perekonomian. Ia juga meminta pemerintah menjalankan dengan ketat aturan soal penggunaan produk dalam negeri dalam pembangunan infrastruktur.

Dengan begitu, alat berat produksi dalam negeri dapat terserap untuk pembangunan di negeri sendiri. "Agar ini proyek pembangunan dalam negeri, kuenya bisa dinikmati produsen dalam negeri," ujar Jamaluddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×