Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) telah menetapkan target peremajaan (replanting) tanaman kelapa sawit seluas 185.000 hektare (ha) pada tahun 2018. Peremajaan sawit ini membawa angin segar bagi produsen benih kelapa sawit. Pasalnya, peningkatan peremajaan sawit akan mendorong kenaikan permintaan tanaman benih kelapa sawit.
Forum Komunikasi Produsen Benih Kelapa Sawit Indonesia (FKPBKSI) optimistis pihaknya dapat meraup cuan dari kebijakan pemerintah ini. Ketua FKPBKSI Dwi Asmono mengatakan, peremajaan terhadap sawit seluas 185.000 ha melalui Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) membutuhkan 27 juta kecambah. Dengan jumlah sebanyak itu, ia bilang produsen benih siap memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut hitungan FKPBKSI, ada 15 produsen benih sawit saat ini di Indonesia. Total kapasitas produksi benih sawit setiap tahunnya bisa mencapai 120 juta kecambah. benih 27 juta bukanlah hal yang sulit. Apalagi saat ini Indonesia telah memiliki 15 produsen benih.
“Selama ini sebagian besar produsen benih memasarkan dalam bentuk kecambah. Namun jika dibutuhkan, produsen benih beserta mitranya melalui kegiatan waralaba siap melakukan penangkaran untuk menyiapkan bibit siap salur untuk mendukung replanting,” jelas Dwi, Senin (5/2).
Ketua Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI), Badaruddin Sabang Puang menambahkan, pihaknya menyambut baik kegiatan replanting dan penangkar bibit kelapa sawit yang selama ini yang mayoritas bermitra dengan Pusat PenelitianKelapa Sawit (PPKS) Medan.
“Saat ini diperkirakan terdapat 2 juta bibit yang telah disiapkan oleh penangkar di lapangan,” janjinya.
PT Bina Sawit Makmur, anak perusahaan dari PT Sampoerna Tbk, pun siap memasarkan kebutuhan benih tahun ini. Head of Seed Commercial PT Sampoerna Agro Tbk, Tony Teh mengatakan, pihaknya memiliki benih dengan varietas seri Sriwijaya dengan rendemen minyak 26,2% yang menghasilkan minyak mencapai 7,5 ton/ha. Varietas ini juga memiliki ketahanan terhadap penyakit Crown disease, dan Fusarium wit merupakan momok pada pertanaman kelapa sawit. Di samping itu tanaman ini cukup toleran terhadap kekeringan.
“Jadi wajar jika kita mengklaim jika Indonesia adalah surganya benih sawit karena banyaknya varietas unggul yang dihasilkan oleh produsen benih kelapa sawit nasional. Sehingga konsumen memiliki banyak pilihan,” tegas Tony Teh.
Peremajaan terhadap tanaman kelapa sawit dapat mendongkrak kenaikan produksi sawit Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin memprediksi dalam 10 tahun mendatang, volume dan nilai ekspor sawit dan produk turunnya akan terus meningkat. Untuk itu, ia menyarakan agar pemerintah mengatasi berbagai rintangan di pasar global.
"Pemerintah harus terus melakukan diplomasi dagang. Kalau tidak, potensi devisa yang sangat besar ini bisa saja sirna. Karena ini merupakan salah satu hambatan dagang,” kata Bustanul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News