kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen buku tulis sulit hadapi pemain besar


Selasa, 11 Oktober 2016 / 15:03 WIB
Produsen buku tulis sulit hadapi pemain besar


Reporter: Asnil Bambani Amri, Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelaku industri hilir kertas skala menengah mengeluhkan ketersediaan bahan baku kertas di dalam negeri. Selain sulit mengakses bahan baku, pengusaha tersebut mengaku kewalahan menghadapi kompetisi dengan perusahaan kertas yang menguasai bisnis kertas dari bahan baku (hulu) sampai ke bisnis hilir.

Giri U Sriyono, PT Benua Usaha Lestari Kertas, menyebutkan, belakangan ini perusahaan kertas besar agresif menyasar segmen pasar menengah ke bawah yang selama ini di isi produsen kertas menengah. "Jelas kami terpukul dengan kehadiran pabrik besar yang saat ini garap pasar hilir juga," kata Giri kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Produsen kertas yang dimaksud oleh Giri adalah, produsen kertas yang memiliki jaringan bisnis kertas dari hulu sampai ke hilir. Nah, salah satu pabrikan kertas yang memiliki jaringan bisnis dari hulu ke hilir itu adalah Asia Pulp & Paper (APP), anak usaha Sinar Mas.

Selain menguasai bisnis bahan baku kertas, Sinar Mas juga menguasai bisnis hilir kertas, contohnya bisnis buku tulis. Di segmen buku tulis, Sinar Mas termasuk penguasa pasar terbesar. "Sekitar 70% pasar buku tulis dikuasai Sinar Mas," kata Jimmy Juneanto, Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI).

Adapun 30% pasar buku tulis dibagi bersama-sama dengan produsen buku tulis lain. Jimmy menyatakan, Sinar Mas mendominasi pasar buku tulis karena menguasai bahan baku. Sementara, produsen buku tulis lain ketergantungan bahan baku dengan Sinar Mas. "Jika bahan bakunya ada, biasanya harga tidak lagi cocok," kata Jimmy.

Bisnis buku tulis merupakan bisnis menggiurkan di Indonesia. Sebab, ada puluhan juta siswa yang membutuhkan buku tulis untuk keperluan belajar. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah siswa di Indonesia mencapai 58 juta siswa.

Jika satu siswa membutuhkan tiga buku tulis per tahun, dalam setahun kebutuhan buku tulis mencapai 174 juta eksemplar. Dengan simulasi hitungan Sinar Mas menguasai pasar 70%, ketemu angka pangsa pasar 121,8 juta eksemplar per tahun.

Kesulitan bersaing dengan produk buku tulis Sinar Mas tersebut juga disampaikan salah satu sumber KONTAN yang memproduksi buku tulis. "Jelas kami sulit bersaing karena kami mengandalkan bahan baku dari Sinar Mas," kata sumber KONTAN yang enggan menyebut nama.

Memang, pelaku industri kertas mendapatkan pilihan mengimpor bahan baku kertasnya. Namun, impor bahan baku menjadi tidak ekonomis, akibat tingginya tarif bea masuk impor kertas.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Agus Santoso, salah seorang marketing produsen buku tulis. Menurut Agus, saat ini bisnis buku tulis sulit tumbuh karena kendala bahan baku. "Masalahnya, kami tak memiliki pilihan pemasok lain," kata Agus.

Terkait peta persaingan bisnis hilir kertas yang tak seimbang ini, rupanya sudah ada usaha untuk melaporkannya ke Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU). Namun, upaya mereka kandas, karena pihak KPPU meminta bukti-bukti yang selama ini sulit dihimpun oleh pelaku usaha. "Seharusnya KPPU jemput bola, bantu kami menelitinya," kata Jimmy.

Suhendra, Direktur Asia Pulp and Paper Group (APP) yang dihubungi KONTAN, menyatakan, pihaknya mesti memastikan dulu ke pelaku usaha terkait kesulitan bahan baku tersebut. "Kami akan tanyakan dulu soal kekurangan bahan baku itu asosiasi. Apakah benar atau tidak," kata Suhendra singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×