Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri elektronika di dalam negeri semakin menggeliat seiring peningkatan investasi dan ekspansi yang terealisasi belakangan ini. Salah satunya diwujudkan melalui penambahan kapasitas produksi oleh PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PT PMI).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, penambahan kapasitas produksi AC Panasonic, selain dapat memenuhi permintaan konsumen domestik, juga diharapkan mampu mengisi pasar ekspor.
“Tadi disampaikan kalau target berikutnya adalah ekspor 10 juta unit dalam waktu 20 tahun. Tetapi menurut saya, 20 tahun itu terlalu kelamaan. Kami minta dipercepat menjadi 10 tahun,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (30/7).
Baca Juga: Panasonic targetkan produksi sebanyak 500.000 unit AC tahun 2019
Sasaran tersebut bakal mudah tercapai karena didukung dengan perkembangan teknologi terkini dan kompetensi sumber daya manusia industri di Indonesia yang semakin meningkat.
“Industri elektronika mempunyai daya ungkit untuk memacu ekspor kita. Apalagi sekarang, industri home appliances di Indonesia semakin kuat, dan tinggal diperdalam lagi struktur manufakturnya,” tutur Airlangga.
Menperin mengemukakan, geliat investasi yang terjadi menunjukkan optimisme dari pelaku industri yang melihat Indonesia adalah basis produksi dan pasar yang sangat strategis.
Ini tidak terlepas dari upaya pemerintah yang terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui pemberian kemudahan izin usaha serta fasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal.
Baca Juga: Panasonic targetkan ekspor AC 10 juta unit dalam beberapa tahun ke depan
“Melalui penambahan kapasitas produksi ini, kami mendorong PT PMI terus memberikan kontribusi bisnis yang signifikan untuk kawasan ASEAN,” ungkapnya.
Perluasan lini produksi AC di Indonesia ini untuk memenuhi kebutuhan produk AC 2.0 PK dan 2.5 PK yang semula diproduksi di Malaysia.
Di samping itu, investasi tersebut merupakan upaya nyata dari kelompok Panasonic Gobel untuk terus meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), yang saat ini telah mencapai sekitar 40% untuk produk AC.
Selanjutnya juga mengurangi impor produk jadi AC, yang diperkirakan dapat menekan nilai impor produk serupa hingga Rp300 miliar per tahun.
Baca Juga: Pasar AC masih potensial, Daikin menggandeng Kemdikbud
“Kami pun mengapresiasi terhadap optimalisasi penggunaan komponen lokal bagi setiap lini produksi Panasonic, sehingga tingkat kandungan dalam negeri produknya diharapkan dapat di atas 40% dan dapat memberdayakan produsen komponen lokal,” paparnya.
Direktur Unit Bisnis AC Panasonic Jepang Yoshiaki Sawada menyampaikan, faktor utama keberhasilan PT PMI yang telah mencapai produksi AC ke-5 juta set karena kemampuannya dalam terus menjaga dan meningkatkan kualitas AC Panasonic sehingga mendapatkan penghargaan tinggi dari konsumen.
Unit bisnis AC PT PMI yang berdiri sejak 45 tahun lalu (1974), saat ini merupakan satu-satunya pabrik AC di Indonesia dengan kemampuan memproduksi secara penuh (full manufacture) dari bahan baku hingga produk jadi.
Saat ini telah tersedia produk-produk AC Panasonic ramah lingkungan berbasis refrigerant R32, dan dilengkapi teknologi “nanoeX” dan “nanoe-G” yang sangat baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Tambah Kapasitas Produksi Mesin Cuci, Sharp Bidik Pasar Ekspor
Selain produk AC, PT PMI juga memproduksi lemari es, mesin cuci, audio, kipas angin, pompa air, serta mold & die yang secara total menyerap tenaga kerja sebanyak 1.920 orang.
Ekspansi pabrik AC ini merupakan rangkaian 60 tahun kerja sama Panasonic Gobel yang akan masuk di tahun 2020.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Janu Suryanto meyakini dengan adanya produksi dari Panasonic akan dapat menarik minat merek lain untuk bisa melokalisasi AC di dalam negeri. Mengingat saat ini, masih banyak merk elektronik yang masih impor AC seperti Daikin, Denpoo, Sharp, Samsung, Hitachi (dari Malaysia).
"Dalam waktu dekat merek LG akan bangun line produksi AC baru di Legok. September mereka mulai trial," kata Janu kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Baca Juga: Konsol game PlayStation 4 (PS4) telah terjual sebanyak 100 juta unit
Selain itu untuk kompresor AC, akan ada ada satu perusahaan Tiongkok yakni Highly akan masuk berinvestasi bekerjasama dengan PT Fujisei.
Menurutnya dengan adanya produsen kompresor China masuk akan bisa menarik industri pendukung pula yang berinvestasi di Indonesia. "Merek Sharp kita harapkan juga dalam waktu dekat bisa masuk berinvestasi," katanya.
National Senior Sales General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andry Adi Utomo menjelaskan saat ini Sharp memang masih impor AC. Namun ditargetkan pada tahun 2022 dapat diproduksi dalam negeri. "Kami siap ekspansi," kata Andry kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News