kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.334   -66,00   -0,40%
  • IDX 7.175   32,87   0,46%
  • KOMPAS100 1.046   5,42   0,52%
  • LQ45 815   3,22   0,40%
  • ISSI 225   1,59   0,71%
  • IDX30 426   2,22   0,52%
  • IDXHIDIV20 506   2,00   0,40%
  • IDX80 118   0,61   0,52%
  • IDXV30 120   1,16   0,98%
  • IDXQ30 140   0,60   0,43%

Produsen kelapa sawit enggan geser pelabuhan ekspor ke Eropa Timur


Selasa, 22 November 2011 / 17:01 WIB
Produsen kelapa sawit enggan geser pelabuhan ekspor ke Eropa Timur
ILUSTRASI. Pelemahan IHSG tahun ini diiringi oleh net sell investor asing dengan total Rp 53,84 triliun di seluruh pasar.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Produsen kelapa sawit masih enggan menggeser pelabuhan tujuan ekspor ke Eropa Timur. Sebab, pelaku usaha masih menganggap penting pelabuhan ekspor tradisional yang saat ini berbasis di Rotterdam, Belanda.

"Jadi kita akan lebih baik untuk tidak meninggalkan pasar yang ada, tapi terus melakukan ekspansi," ungkap Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan, Selasa (22/11).

Penentuan pasar tujuan ekspor selama ini diatur oleh perusahaan Indonesia, sebab terkadang pelaku usaha sendiri yang lebih jeli melihat pasar tujuan ekspor yang potensial. Nantinya, pasar tujuan ekspor akan terdiversifikasi secara bertahap dengan atau tanpa bantuan pemerintah.

Kalaupun pemerintah berniat untuk menggeser pasar tujuan ekspor segera ke Eropa Timur seperti Serbia, Turki, dan Ukraina, maka regulator harus menerbitkan kebijakan untuk mengatur hal itu.

Regulasi itu, sebaiknya bisa mendukung aktivitas ekspor melalui penghapusan pajak ekspor atau hambatan tarif, misalnya, biaya tinggi logistik. Selain itu, pemerintah seharusnya bisa melobi Eropa agar bisa menghapus persyaratan yang bersifat tidak efisien.

Sebenarnya para pelaku usaha Indonesia telah melebarkan pasar tujuan ekspor ke Timur Tengah dan Afrika. Sayangnya, infrastruktur Timur Tengah dan Afrika belum secanggih Eropa. Sehingga, untuk menggeser pelabuhan tujuan ekspor dari pasar mapan Rotterdam terbilang sulit.

Sekjen Gapki, Joko Supriyono, menambahkan, produsen kelapa sawit Indonesia tidak dapat meninggalkan pasar tradisional sebagai tujuan ekspor. Justru pelaku usaha kelapa sawit mengembangkan pasar tradisional, apalagi pasar Eropa masih berperan cukup besar sebagai penyerap kelapa sawit terbesar kedua asal Indonesia setelah India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×