kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.500   8,47   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,37   0,12%
  • LQ45 919   -1,23   -0,13%
  • ISSI 227   1,12   0,50%
  • IDX30 473   -1,49   -0,31%
  • IDXHIDIV20 571   -1,71   -0,30%
  • IDX80 133   0,12   0,09%
  • IDXV30 141   0,37   0,26%
  • IDXQ30 158   -0,30   -0,19%

Produsen LCGC dan Pertamina sepakat soal Nozzle


Selasa, 29 April 2014 / 17:16 WIB
Produsen LCGC dan Pertamina sepakat soal Nozzle
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas di gerai Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Seiring upaya pemerintah mengurangi defisit subsidi bahan bakar bersubsidi, para pelaku industri otomotif produsen mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), sepakat untuk memperkecil lubang saluran tangki BBM. Sebelum melakukan ini, pelaku industri menunggu regulasi resmi dari pemerintah sambil menunggu kesiapan dari Pertamina.

"Dalam pertemuan antara Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Menteri Perindustrian, dan Direktur Utama Pertamina, disepakati ujung selang (nozzle) BBM non-subsidi diperkecil menggunakan ukuran tiga-per-empat," jelas Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo, Selasa (29/4).

Dijelaskan, dari total 5.400 jaringan SPBU di seluruh Indonesia yang beroperasi langsung di bawah Pertamina cuma 78 lokasi. Selain itu, Pertamina perlu mengganti total 30.879 nozzle di seluruh jaringan SPBU. Untuk nozzle yang dipakai untuk Pertamax akan diperkecil dan Premium diperbesar. Langkah tersebut guna menyeragamkan semua ukuran nozzle di SPBU.

"Jadi memang masih perlu waktu, sampai Pertamina melakukan itu baru akan dikeluarkan peraturan," beber Sudirman.

Stiker

Menyangkut duo produk LCGC di bawah naungan Grup Astra, yakni Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, Sudirman mengaku sudah dilengkapi dengan lubang tangki yang kecil. Selain itu kedua produk ini juga sudah dilengkapi stiker peringatan di lubang pengisian bahan bakar untuk menggunakan BBM dengan minimal Ron 92.

"Intinya kami sudah tidak ada masalah dengan rencana ini. Pemerintah juga minta perlunya ditambah stiker lagi apakah di jendela belakang atau di dalam kabin, kami tinggal menunggu aturannya saja," lanjut Sudirman. (Agung Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×