Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pebisnis otomotif mulai pesimistis terhadap prospek penjualan mobil tahun ini. Setelah melakukan evaluasi penjualan mobil di awal tahun 2015, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memutuskan merevisi target penjualan sepanjang tahun ini.
Pada awal 2015 lalu, Gaikindo berani memprediksikan penjualan tahun ini tembus 1,2 juta unit, sama dengan kinerja tahun 2014. Namun karena penjualan awal tahun melemah, Gaikindo merevisi target penjualan menjadi 1 juta unit - 1,1 juta unit.
"Penurunan target sesuai hasil rapat kami pada 30 April 2015 lalu,” tandas Notohardjo, Sekretaris Jenderal Gaikindo, Selasa (5/5).
Selain karena penurunan penjualan yang dilaporkan anggota, Gaikindo mencatat ada tiga masalah utama yang mendasari penurunan target penjualan. Pertama, inflasi yang membuat daya beli konsumen turun. Kedua, suku bunga bank yang masih tinggi membuat konsumen menahan diri membeli mobil.
Ketiga, terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi yang juga ikut mengurungkan niat konsumen membeli mobil. Dari sisi penjualan, sampai kuartal I-2015 lalu, Gaikindo mencatat penurunan penjualan sampai 14,1% ketimbang penjualan periode yang sama tahun 2014. Penurunan penjualan terjadi saat ekonomi Indonesia tumbuh 4,7%.
"Seharusnya penjualan mobil bisa naik dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi. Tapi yang terjadi justru sebaliknya,” jelas Notohardjo.
Dari 10 merek mobil terlaris yang dicatat Gaikindo di kuartal I-2015, ada delapan merek yang melaporkan penurunan penjualan. Hanya dua merek mobil yang mencatat pertumbuhan penjualan, yaitu Honda dan Ford, dengan pertumbuhan penjualan masing-masing sebesar 23,3% dan 16,5%.
APM ikut revisi target
Keputusan Gaikindo merevisi target penjualan membuat APM ikut mempertimbangkan sikap serupa. Seperti yang dilakukan APM mobil Honda, yaitu PT Honda Prospect Motor (HPM) . "Pasar lesu. Target akan kami revisi di bulan Juli," jelas Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director HPM kepada KONTAN, Kamis (7/5).
Namun, Jonfis tak menyebut angka spesifik dari penurunan target. Adapun proyeksi semula, HPM menargetkan penjualan 170.000 unit. Target ini naik 6,8% ketimbang penjualan 2014 sebanyak 159.147 unit. Menghadapi potensi pelemahan penjualan mobil tahun ini, Jonfis bilang, pihaknya sudah menyesuaikan angka produksi sesuai kebutuhan.
Sebagai catatan, kapasitas produksi Honda di Indonesia mencapai 200.000 unit per tahun. Revisi target penjualan juga dilakukan APM mobil Daihatsu, yaitu PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Semula, ADM menargetkan penjualan 185.000 unit, sama dengan tahun lalu.
"Gaikindo merevisi target dan kami pun merevisi target,” kata Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran ADM, tanpa menyebut angka penurunan target penjualan. Ia hanya bilang, Daihatsu ingin mempertahankan pangsa pasar 15%. Untuk diketahui, tahun lalu, Daihatsu mencatat penjualan 185,226 unit dengan pangsa pasar 15,3%. Berbeda dengan APM mobil Nissan, yaitu PT Nissan Motor Indonesia (NMI).
Perusahaan otomotif asal China ini belum ambil keputusan apakah menurunkan target penjualan atau tidak. "Kami menganalisa (penjualan) dalam beberapa bulan," kata Budi Nur Mukmin, General Marketing Strategy and Communications Division PT Nissan Motor Indonesia.
Sebagai catatan saja, pada kuartal I-2015, penjualan Nissan turun 17,8% menjadi 10.238 unit ketimbang penjualan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 12.460 unit. Adapun tahun 2014 lalu, Nissan mencatat penjualan sebanyak 33.789 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News