kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Properti lesu, bisnis saniter diperkirakan ikut stagnan tahun ini


Minggu, 15 September 2019 / 17:15 WIB
Properti lesu, bisnis saniter diperkirakan ikut stagnan tahun ini
ILUSTRASI. Produk sanitair PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat belum melajunya sektor properti, berimbas kepada penyerapan produk saniter. Sebagai isian toilet dan interiornya, produk saniter selama ini sedikit banyak mengekor perkembangan perumahan, apartemen dan real estate.

Hendry Widjaja, Ketua Bidang Sanitary Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) bilang belum tampak kenaikan yang signifikan. "Antara flat atau malah turun," sebutnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/9).

Baca Juga: Industri sanitasi lesu, Kohler Indonesia mengandalkan segmen kelas atas

Proyek properti dan pembangunan perumahan yang tertunda diakui Hendry mengganjal bisnis saniter. Selain itu kebanyakan pabrikan saat ini memproduksi produk medium ke atas, padahal pangsa pasar di segmen itu bakal dikalahkan oleh pasar low end.

Di tengah kondisi ini, para produsen saniter diperkirakan bakal berlomba di segmen produk low end, khususnya untuk produk closet dan wastafelnya. Adapun porsi segmen ini, Hendry belum dapat membagikan detil lebih lanjut.

Produk low end tidak hanya mengisi ritel, namun juga beberapa pangsa pasar di proyek. Kendala saat ini juga salah satunya kata Hendry, kapasitas produksi lokal sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan segmen ekonomis tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan cat propan melambat menjadi 15%

Sebagai gambaran, kapasitas produksi produk saniter saat ini sekitar 5,4 juta unit per tahun dimana kebutuhan nasional telah mencapai 7 juta sampai 8 juta unit per tahunnya.

"Karenanya produsen dari Eropa, ROCA contohnya sudah mendirikan pabrik. Kohler dari Amerika Serikat juga ada rencana untuk membangun pabrik," terang Hendry.

Sebelumnya diketahui, produsen seperti Kohler tengah merampungkan pabrik sanitary di kawasan Deltamas, Cikarang dengan fasilitas 1 juta unit per tahun. Pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.            

Membidik segmen low end juga dilakukan PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO). Sekadar gambaran, dari sisi proyek properti perusahaan sesungguhnya melayani semua segmen dari kelas bawah sampai ke kelas yang paling atas.

Akan tetapi, sampai semester I dilihat secara total penjualan, sebesar 60% berasal dari produk menengah atau bawah.

Baca Juga: BOLT siap masuk ke Amerika Serikat

Selain itu, tahun ini anak perusahaan SPOT yakni PT Surya Pertiwi Nusantara (SPN), yang menjadi distributor closet diproyeksikan akan berkontribusi lebih besar tahun ini. SPN diperkirakan akan membeli 600.000 sanitary wares, jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 400.000 unit.

Diharapkan dengan ini akan meningkatkan gross margin karena adanya tambahan margin di manufaktur. Tahun 2018 yang lalu menjadi tahun yang berat bagi perusahaan, dimana perolehan laba bersihnya terkikis hingga 7,9% year on year (yoy).

Untuk itu Adhi Sudargo Tasmin, Investor Realtions SPTO bilang perseroan fokus memperbaiki margin di tahun ini. "Prospek laba bersih akan cukup bagus, secara net profit kami lumayan positif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×