Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pelambatan yang terjadi pada sektor properti pada tahun ini, membuat beberapa pengembang properti harus rela memperoleh kenaikan marketing sales (pra penjualan) yang tipis dibandingkan tahun sebelumnya.
Seperti yang dinyatakan Andrian Budi Utama, Vice President PT Sentul City Tbk (BKSL) beberapa waktu lalu. Hingga Juni lalu, BKSL mencatatkan marketing sales sekitar Rp 900 miliar, naik 18% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya Rp 762,1 miliar di tahun 2013 lalu.
"Meski melambat, tapi kami masih mencatat pertumbuhan marketing sales hingga saat ini," tuturnya kepada KONTAN. Dengan demikian, marketing sales perseroan telah mencapai 36% - 40% dari target marketing sales 2014 sebesar Rp 2,5 triliun.
Sebagian besar marketing sales BKSL masih ditopang dari kawasan residential, sekitar 65%, seperti penjualan kluster-kluster baru, yakni Mountain Village, Santorini Residence, Rousseau Residence, sedangkan sisanya dari penjualan high residential, seperti Sentul Tower Apartment.
Sementara, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah mencatatkan marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun hingga pertengahan 2014 ini. "Penjualan sepanjang semester satu ini separuhnya hampir ditopang dari penjualan apartemen SpringLake City Summarecon Bekasi," tuturnya. Hingga semester satu ini, SMRA telah mengantongi 55,56% dari target marketing salesnya tahun ini Rp 4,5 triliun.
Meski pertumbuhan sektor properti melambat, Johannes mengatakan, perseroan memiliki upaya agar penjualan tetap lancar. Salah satunya, dengan memperpanjang cicilan bertahap kepada konsumen. Di samping itu, perseroan juga menjual unit dengan ukuran lebih kecil, tapi dari segi harga jual masih tetap.
Sementara, SMRA berencana untuk meluncurkan proyek hunian perkotaan (township) di Bandung pada tahun 2014 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News