Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) melihat tahun 2025 sebagai periode penting bagi industri kelapa sawit Indonesia.
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja menyatakan kebijakan pemerintah terkait biodiesel dan peremajaan tanaman diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri sawit nasional di kancah global.
Harga minyak sawit juga diperkirakan akan lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan biodiesel domestik Indonesia dan kebijakan peningkatan kewajiban campuran biodiesel,” ungkap Seman, dalam siaran pers, Rabu (30/4).
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siapkan Strategi Ini untuk Maksimalkan Kinerja di 2025
Sebagai rencana bisnis tahun ini, CSRA tetap pada rencana semula untuk commissioning Pabrik Kelapa Sawit ke 3 (PKS 3) pada bulan Juni 2025.
PKS 3 berlokasi di kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan dan beroperasi dibawah salah satu entitas anak CSRA yaitu PT Sukses Sawit Gasing (SSG).
Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan hasil tanaman untuk memastikan stabilitas dan kelancaran produksi internalnya.
“Proses peningkatan hasil ini tidak hanya bertujuan untuk melampaui kondisi saat ini, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil yang dihasilkan,” tambahnya.
Selain itu, perusahaan mengadopsi strategi harga yang cermat guna memastikan daya saing di pasar serta menjamin keberlanjutan operasional di masa depan.
Baca Juga: Penjualan Cisadane Sawit Raya (CSRA) Tembus Rp 1,06 Triliun pada 2024
Penerapan strategi harga yang efektif diharapkan dapat menjaga margin keuntungan, sementara upaya peningkatan hasil akan terus didorong oleh inovasi operasional.
“Di sisi lain, perusahaan akan tetap fokus pada pengembangan teknologi dengan mengintegrasikan mekanisasi panen dan transportasi panen sebagai bagian dari efisiensi operasional,” sebut dia.
Mekanisasi ini tidak hanya mempercepat proses panen, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, meningkatkan akurasi dan mengurangi pemborosan.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siap Optimalkan Momentum Kenaikan Harga CPO
Selain itu, penggunaan teknologi transportasi yang lebih efisien akan membantu mempercepat distribusi, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkan daya saing.
Dengan komitmen ini, perusahaan yakin dapat meraih keberhasilan jangka panjang sekaligus mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan.
Selanjutnya: Wamenaker: Pengusaha Harus Patuh Jika Presiden Keluarkan Kebijakan Hapus Outsourcing
Menarik Dibaca: Ini Peluang dan Tantangan dari Indonesia yang Mendapat Pengenaan Tarif Resiprokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News