Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) berharap momentum pertumbuhan positif harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan memberi dampak signifikan bagi kinerja usaha emiten tersebut memasuki tahun 2025.
Merujuk situs Trading Economics, harga CPO di pasar global tercatat sebesar RM 4.527 per ton pada Kamis (2/1).
Dalam setahun terakhir, harga CPO telah melonjak 19,53% year on year (yoy). Bahkan, harga CPO sempat menembus level RM 5.214 per ton pada 11 November 2024 lalu.
Baca Juga: Perusahaan Sawit Optimalkan Kenaikan Harga CPO
Dalam berita sebelumnya, potensi kenaikan harga CPO masih sangat terbuka ketika memasuki 2025. Selain didorong oleh kebijakan mandatori biodiesel B40, permintaan CPO dari China jelang Hari Raya Imlek juga bisa memicu kenaikan harga komoditas tersebut.
Direktur Cisadane Sawit Raya Seman Sendjaja mengatakan, potensi berlanjutnya tren bullish harga CPO pada awal 2025 akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Momentum ini tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh CSRA, mengingat kondisi pasar CPO bisa berubah sewaktu-waktu.
Secara umum, CSRA memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan penjualan dan laba yang lebih baik pada 2025 ketimbang periode yang sama tahun 2024. Ini dengan catatan bahwa segala aspek pendukung sejalan dengan arah pertumbuhan emiten tersebut.
"Kami optimistis kinerja perusahaan dalam waktu dekat atau kuartal I-2025 akan lebih baik," tutur Seman, Senin (30/12).
Baca Juga: Sejumlah Emiten Sawit Berupaya Optimalkan Potensi Kenaikan Harga CPO
Meski belum menjabarkan realisasi produksi CPO secara resmi, Manajemen CSRA mengakui bahwa target produksi CPO sebanyak 60.000 ton sampai 70.000 ton pada 2024 belum dapat tercapai.
Pandangan CSRA, tantangan berupa cuaca buruk yang tak menentu masih menjadi faktor yang haus dimitigasi semaksimal mungkin. Sebab, tidak dapat dimungkiri bahwa tanaman sawit sangat bergantung pada kondisi alam yang ada.
Terlepas dari itu, pihak CSRA memperkirakan produksi CPO perusahaan pada 2025 dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2024.
Optimisme ini didukung oleh proyek pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) III di Sumatera Selatan yang diproyeksikan akan mula beroperasi pada semester II-2025. PKS tersebut dapat memproduksi 30 ton sampai 45 ton CPO per jam.
"Pabrik ini dapat meningkatkan kapasitas produksi CPO perusahaan," tutur Seman.
Baca Juga: Pasar Lesu, Ekspor CPO Masih Layu
Sebelumnya, CSRA memiliki PKS I yang berlokasi di Labuhan Batu, Sumatera Utara dengan kapasitas 45 ton per jam. Ada pula PKS II yang berkapasitas 30 ton per jam dengan lokasi di Tapanuli Selatan, Sumatea Utara.
Lebih lanjut, CSRA tidak merasa khawatir dengan potens pelemahan daya beli masyarakat sebagai konsumen akhir produk-produk olahan CPO.
Menurut Seman, produk hilir sawit mayoritas adalah kebutuhan primer masyarakat, misalnya minyak goreng. Artinya, permintaan terhadap produk berbahan baku CPO akan terus ada, terlepas dari dinamika kondisi ekonomi nasional.
Manajemen CSRA pun memastikan bahwa perusahaan tetap fokus pada efisiensi dan inovasi produksi dalam menghasilkan CPO dan kernel. "Kami juga selalu disiplin dalam manajemen biaya dan praktik mekanisasi yang gesit dalam menyongsong tahun 2025," tandas dia.
Selanjutnya: Harga Pangan di Kalimantan Barat, 2 Januari 2025: Harga Cabai dan Daging Ayam Naik
Menarik Dibaca: Angka Keberuntungan Shio di Tahun 2025 Beserta Maknanya, Cari Tahu Yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News