Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Pasalnya, produk-produk barang konsumer yang dimiliki oleh perseroan diyakini masih memiliki tingkat penetrasi yang rendah sehingga masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
“Contoh industri yang sudah mature seperti sampo dan sabun sudah digunakan semua orang. Tapi kategori produk kami seperti vitamin rambut masih memiliki penetrasi yang relatif rendah sehingga upside masih tinggi,” jelas Budi (01/02).
Senada, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan bahwa pasar barang konsumer memiliki prospek yang positif lantaran tren gaya hidup sehat yang berkembang. Tahun ini sendiri, pihaknya merasa cukup optimis bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 8%-10% untuk segmen produk konsumer.
Baca Juga: Fokus asuransi umum, Askrindo bidik premi Rp 6,5 triliun tahun ini
Untuk menyambut peluang ini, Kalbe Farma bahkan berencana mengeluarkan produk baru pada momentum-momentum yang tepat seperti misalnya momen Hari Raya Lebaran. “Produk baru pasti ada, tapi akan selektif dan melihat momentum yang tepat,” kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id (01/01).
Kendati demikian, Kalbe Farma belum berencana menambah kapasitas produksi pada tahun ini lantaran masih berfokus menyelesaikan agenda-agenda ekspansi seperti misalnya pembangunan relokasi pabrik dan lain-lain yang dimulai pada tahun-tahun sebelumnya.
Adapun agenda penambahan kapasitas produksi diperkirakan baru akan dilakukan pada 1-2 tahun mendatang menimbang tingkat keterpakaian atau utilisasi kapasitas produksi perseroan yang saat ini berada di level 65%-70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News