kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek gas Kerendan terhambat transmisi PLN


Jumat, 22 April 2016 / 11:23 WIB
Proyek gas Kerendan terhambat transmisi PLN


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Salamander Energi hingga kini belum bisa mengalirkan gas dari proyek di Lapangan Kerendan, Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah. Padahal perusahaan ini menyatakan sudah siap untuk mengalirkan gas tersebut.

Seperti diketahui bahwa gas dari Lapangan Kerendan akan dibeli PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun penandatangan jual beli gas tersebut sudah dilakukan sejak sejak 2011 lalu. Sebelumnya bahkan produksi Kerendan dijadwalkan mulai mengalir pada Juni 2015, namun tertunda dan diharapkan bisa jalan tahun ini.

Direktur Operasional Saka Energi Indonesia Tumbur Perlindungan menyebut, penyebab tertundanya produksi di Kerendan, karena infrastruktur PT PLN belum siap. Walhasil gas belum mengalir.

Dengan molornya produksi gas di Kerendan, pendapatan untuk perusahaan dan negara juga ikut tertunda. Untuk itu pihaknya berharap PLN segera merampungkan pembangunan infrastruktur mereka. "Tergantung infrastruktur PLN Mudah-mudahan kuartal II 2016," katanya  ke KONTAN, Kamis (21/4). 

Tumbur menjelaskan, saat ini PLN tengah membangun infrastruktur transmisi 150 kilo Volt (kV). Setelah infrastruktur setrum ini kelar, PT Saka Energi Indonesia dan Salamander Energi yang mengelola Blok Kerendan pun akan mengalirkan gas sebanyak 20 mmscfd.

Produksi 20 mmscfd tersebut berasal dari penemuan cadangan gas baru pada tahun lalu di Kerendan, Kalimantan Tengah. Cadangan gas baru yang diberi nama Sumur West Karendan-1 ini diperkirakan mengandung gas antara 133 billion cubic feet (bcf)-683 bcf. Dengan penemuan cadangan gas tersebut, maka ada tambahan gas di lapangan Kerendan sebesar 180 bcf.

Selesaikan transmisi

Kepala Divisi Pengadaan BBM dan Gas PT PLN Chairani Rachmatullah menyatakan, saat ini PLN tengah menyelesaikan pembangunan transmisi dari Muara Teweh ke Buntok. Ia menyebut proyek ini sudah mencapai 140  Kilometer (KM).

Selanjutnya, PLN masih harus terus membangun transmisi sambungan dari Buntok menuju ke Tanjung sepanjang 130 KM. Baru selanjutnya pembangunan jaringan transmisi menuju ke sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Chairani menyebut untuk proyek  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bengkanai berkapasitas 155 megawatt (MW) sendiri saat ini sudah selesai. "Sudah selesai. Tinggal tunggu transmisi supaya listrik yang diproduksi bisa dialirkan ke konsumen dan konsumen yang terbanyak di sekitar Tanjung, di Kalimantan Selatan," kata dia.

Meskipun pembangkit sudah selesai, PLN memperkirakan kebutuhan pasokan gas  belum akan terpakai semua. Dalam perkiraan Chairani tahap awal baru membutuhkan pasokan gas sebesar 3 mmscfd. Gas ini untuk menghidupkan pembangkit dengan kapasitas sekitar 16 MW.

Seperti diketahui, dengan terbangunnya PLTMG Bengkanai dan transmisi tersebut, maka 4 sistem kelistrikan yang selama ini terpisah, yaitu Muara Teweh (berkapasitas 8 MW), Buntok (10 MW), Batu Licin (12 MW) dan Sampit (33 MW), akan terhubung dengan sistem sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah atau kelistrikan Kalselteng.

Selama ini pembangkit tersebut menggunakan bahan bakar minyak. Nantinya semua akan digantikan dengan gas. PLN mengklaim dengan menggantikan bahan bakar di pembangkit diesel menjadi gas, ada potensi penghematan penggunaan bahan bakar solar sebesar 245.000 KL per tahun. Angka ini setara  Rp 1,6 triliun per tahun.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×