kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Proyek serat ban terkendala pasokan gas


Jumat, 04 November 2011 / 11:08 WIB
Proyek serat ban terkendala pasokan gas
ILUSTRASI. Rupiah ditutup menguat pada hari ini


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can


JAKARTA. Rencana proyek pembuatan serat ban terkendala pasokan gas. Padahal, ada investor asal Jerman yang berpatungan dengan pengusaha lokal untuk mengucurkan investasi senilai US$ 350 juta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (INAPlas) Fajar Budiyono mengungkapkan, proyek petrokimia hulu itu sebenarnya sudah lama terkendala bahan baku. Akibatnya, perusahaan patungan antara Jerman dan pengusaha lokal itu belum terbentuk sampai sekarang.

Padahal, Fajar menilai, prospek proyek itu sangat bagus. Menurutnya, hasil produksi berupa caprolactam itu akan memberi nilai tambah yang tinggi sebagai salah satu bahan baku polycarbonate (PC).

Sayangnya, dia tidak terlalu mengetahui pengusaha lokal yang bersiap mendirikan patungan dengan perusahaan penghasil caprolactam dari Jerman itu. Yang jelas, menurutnya, kapasitas produksi caprolactam itu sekitar 40.000 ton per tahun. "Cuma masih terkendala itu (bahan baku)," ujarnya, Jumat (4/11).

Direktur Jenderal Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto membenarkan proyek itu sudah lama direncanakan. Dia bilang, proyek itu sudah melakukan studi kelayakan selama bertahun-tahun. Cuma, dia berdalih, investor sedang mempertimbangkan lokasi yang tepat untuk pendirian pabrik.

Menurut Susanto, perusahaan itu mempertimbangkan lokasi yang dekat dengan pabrik amonia misalnya di Gresik atau Cikampek. Apabila memperoleh lokasi yang tepat, dia memperkirakan, nilai investasinya akan mencapai miliaran dollar apabila terealisasi nantinya. "Manfaatnya bagus untuk industri dalam negeri karena selama ini kita masih impor caprolactam," ujarnya.

Susanto mengatakan, pabrik pengolahan yang berawal dari pusat aromatik petrokimia hulu. Proses itu menghasilkan benzene yang kemudian diolah lagi menjadi cigrolectin. Nantinya, cigrolectin itu akan diproses menjadi caprolactam. "Ini yang menjadi nylon-6, serat sintetik untuk benang ban," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×