kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Taiwan Incar Investasi Petrokimia dan Biodiesel


Senin, 26 September 2011 / 14:30 WIB
Taiwan Incar Investasi Petrokimia dan Biodiesel
ILUSTRASI. Ada beberapa cara merawat anggrek yang perlu Anda perhatikan.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test

JAKARTA. Pemerintah Taiwan tengah mengincar sejumlah investasi baru di Indonesia. Penjajakan investasi yang tengah dilakukan di antaranya di bidang petrokimia dan biodiesel.

Sheng-Chung Lin, Wakil Menteri Perekonomian Taiwan mengatakan, salah satu pertimbangan investasi di Indonesia karena perkembangan ekonomi yang baik. "Indonesia juga terus mengembangkan berbagai kebijakan insentif," kata Lin usai bertemu Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun, Senin (26/9).

Kebijakan pemerintah Indonesia yang memberikan insentif tax holiday dan tax allowance menurut Lin menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi investor Taiwan. Lin mengatakan mereka ingin berinvestasi di Indonesia terutama di sektor energi dan mineral. Namun besarnya nilai investasi masih akan didiskusikan lagi.

Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen Basis industri Manufaktur Kemenperin, Tony Tanduk mengatakan Taiwan saat ini tengah menjajaki investasi di bidang petrokimia. "Mereka saya tawarkan untuk membangun cracking dan refinery untuk ethylene," kata Tony.

Menurut Tony, Taiwan tertarik untuk melakukan investasi di sektor itu namun masih mempelajari lebih detail. Rencananya investasi akan dilakukan untuk membangun cracking dan refinery dengan dengan kapasitas 1 juta ton hingga 2 juta ton per tahun. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun. Tony mengatakan jika Taiwan masuk ke industri petrokimia, maka produknya akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri karena saat ini masih kekurangan.

Selain di sektor petrokimia, Taiwan juga tengah menjajaki investasi biodiesel. Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Dedi Mulyadi mengatakan investor Taiwan sudah melakukan survei ke Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka akan membangun pabrik biodiesel berbasis jarak. "Dari hasil survei daerahnya dinilai cocok," kata Dedi.

Untuk investasi di bidang biodiesel, investor Taiwan membutuhkan lahan sekitar 100 hektare (ha) untuk pabrik dan lahan penanaman jarak. Namun, Dedi mengatakan saat ini investor Taiwan masih kesulitan dalam mendapatkan partner bisnis di Indonesia. Maklum, industri itu direncanakan dengan konsep kemitraan intiplasma. Produknya rencananya akan dipasarkan di dalam negeri dan juga ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×