Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengatakan optimis akan hasil pendapatan dan laba sepanjang tahun 2025 bisa lebih tinggi dibandingkan pendapatan dan laba sepanjang 2024, meskipun terdapat koreksi pada harga nikel global.
Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin D Liwan mengatakan, secara umum pendapatan dan laba diharapkan bisa meningkat terutama disebabkan karena kinerja operasional tambahan dari tambang nikel yang dikelola anak usaha mereka, PT Gane Permai Sentosa (GPS) tahun ini.
"Kami harapkan meningkat karena di tahun ini kami akan meningkatkan produksi karena ada satu anak perusahaan yaitu PT GTS yang sudah mulai berproduksi," ungkap Suprasin dalam agenda public ekspose (pubex) yang dilakukan secara daring, Rabu (18/6).
Baca Juga: Dari Laba 2024, Harita Nickel (NCKL) Bagikan Dividen Senilai Rp 1,91 Triliun
"Dari sektor pengolahan nikel, kami harapkan masih tetap stabil karena secara kapasitas produksi sudah mencapai kapasitas penuh," tambahnya.
Faktor lain yang menurut Suparsin berkontribusi ke depannya dalam kinerja tahun ini adalah pendapatan dari entitas asosiasi yaitu PT Halmahera Persada Lygend, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), dan PT Karunia Permai Sentosa (KPS).
"(kinerja) HPM, ONZ dan PT KPS sangat terpengaruh dari harga, namun kontribusi dari KPS dan ONZ ada pertambahan, karena tahun ini ONZ sudah dalam kapasitas penuh (operasi) dan KPS berproduksi tahun ini," jelasnya.
Baca Juga: Sudah Operasikan 12 Line Produksi, Harita Nickel Geber Produksi Feronikel
Sebagai gambaran, pada kuartal I tahun ini perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,65 triliun, naik 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang peningkatan pendapatan kuartalan yang mencapai Rp 7,12 triliun, naik 18% dari kuartal I tahun 2024 sebesar Rp 6,03 triliun.
Asal tahu saja, menurut Trading Economic, harga nikel per hari ini Rabu (18/06) adalah senilai US$ 14.983 per metrik ton (MT), naik 0,33% dibandingkan harga Selasa (17/06) lalu namun telah turun 3,33% secara month to month (mom) dan turun 13,75% secara year on year (yoy).
Sedangkan harga nikel di London Metal Exchange (LME) pada Selasa (17/6) ditutup turun 0,96 persen ke level USD 14.924 per ton.
Baca Juga: Dukung Transparansi, Harita Nickel Diaudit IRMA Soal Rantai Pasok Bisnis Nikel
Selanjutnya: BI Rate Tetap 5,5%, Arah IHSG Masih Akan Ditentukan oleh Sentimen Ini
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News