kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PSBB berlangsung, industri turunkan aktivitas produksi dan sebagian tutup pabrik


Minggu, 12 April 2020 / 22:16 WIB
PSBB berlangsung, industri turunkan aktivitas produksi dan sebagian tutup pabrik
ILUSTRASI. Foto udara lalu lintas kendaraan di simpang susun tomang, Jakarta, Minggu (12/04). Dalam rangka percepatan penanganan COVID-19, Pemprov DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 14 hari kedepan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perluasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari hanya DKI Jakarta menjadi Jabodetabek secara keseluruhan turut mempengaruhi jalannya pabrikan di area tersebut. Menurut Shinta Kamdani, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan sebenarnya aktivitas bisnis sudah diturunkan sejak beberapa minggu yang lalu, baik perkantoran maupun pengolahan.

Secara umum, kata Shinta aturan dan sanksi PSBB sudah cukup jelas. Bahkan bagi industri manufaktur, sudah ada aturan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mengatur protokol jalannya operasional pabrikan saat pandemi ini.

Baca Juga: Kemenhub izinkan ojol bawa penumpang saat PSBB, MTI: Cabut segera aturan itu

Namun demikian, Shinta pun tak memungkiri sudah ada beberapa pabrik yang menutup lini produksinya selama wabah covid-19 sekarang.

"Banyak yang memang tutup bukan karena PSBB juga tapi sudah tidak melanjutkan operasinya di tengah kondisi ini. Sekarang industri tidak punya banyak pilihan, maka dampaknya bisa besar kalau wabah ini tak segera mereda," sebut Shinta kepada Kontan.co.id, Minggu (12/4)

Ada banyak sektor, selain industri pangan, yang sudah menutup sementara pabrikannya kata Shinta, seperti sektor elektronik, otomotif dan sebagian industri tekstil. Hanya saja untuk tekstil masih ada yang mengoperasikan lini produksi untuk kepentingan pembuatan masker atau baju Alat Pelindung Diri (APD).

"Yang pasti hampir di luar sektor pangan terdampak (pabrikannya)," katanya. Problem lainnya dengan adanya PSBB, lalu lintas kendaraan umum dibatasi dan menyebabkan pabrik yang membutuhkan buruh banyak harus menyediakan transportasi penjemputan.

Baca Juga: Kemenperin: IKM makanan butuh pasokan bahan baku hadapi dampak Covid-19

"Memang tujuan PSBB supaya lebih banyak lagi yang work from home. Namun bagi pabrik yang harus beroperasi buruhnya bisa di fasilitasi untuk pooling kendaraan (dari perusahaan)," terang Shinta.

Kondisi sulit seperti ini menyebabkan cashflow perusahaan terancam. Beberapa industri manufaktur, kata Shinta sudah ada yang mengurangi tenaga kerja atau menurunkan upahnya di tengah pandemi ini, pilihan tersebut diakui sulit diambil tapi harus dilakukan seiring anjloknya penjualan di sektor industri masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×