kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Inti masih mengandalkan proyek pemerintah


Senin, 05 Februari 2018 / 06:35 WIB
PT Inti masih mengandalkan proyek pemerintah


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Telekomunikasi Indonesia atau PT Inti (Persero) membidik sejumlah proyek pemerintah pada tahun ini. Proyek-proyek tersebut terutama pada penyediaan infrastruktur, layanan telekomunikasi, dan penyiaran. "Bidang-bidang tersebut dinilai cocok dan sesuai dengan peluang bisnis perusahaan," ujar Endang Yuliawaty, Sekretaris Perusahaan PT Inti, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Sejumlah proyek itu antara lain pengembangan infrastruktur dan layanan telekomunikasi, informatika, dan penyiaran di wilayah non-komersial senilai Rp 3,4 triliun. Ada pula proyek pengadaan sarana telekomunikasi dan informatika untuk mempercepat pengembangan ekosistem dan adopsi di masyarakat senilai sekitar Rp 3,1 triliun.

Selain itu, Inti yang resmi berdiri pada tanggal 30 Desember 1974 ini juga mengincar proyek pengadaan jaringan internet supercepat. Nilainya sebesar Rp 2,09 triliun.

Proyek lain adalah pengadaan satelit multifungsi dengan anggaran sekitar Rp 4 triliun, serta kontrak jasa penyediaan pemerataan pembangunan sarana dan prasarana informatika yang menjadi kewajiban Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) dengan anggaran Rp 2,8 triliun. Total nilai pengadaan infrastruktur dan layanan yang siap ditenderkan pemerintah mencapai Rp 15,57 trilliun.

Selain mengincar lelang proyek, tahun ini Inti masih fokus menggarap tiga portofolio bisnis, yaitu smart devices, smart application, dan smart integrator. Untuk memuluskan bisnis tersebut, Inti bakal merevitalisasi fasilitas produksi.

Perseroan ini menggelontorkan belanja modal hingga Rp 60 miliar untuk investasi pabrik dan pengembangan produksi. "Rencananya, fasilitas produksi yang targetnya diresmikan akhir tahun 2018 ini difungsikan menjadi tempat produksi lampu LED dan banyak produk lain," ungkap Endang.

Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik lama, ruang lingkup produk Inti nantinya bakal dilengkapi oleh pulse code modulation (PCM), private automatic branch exchange (PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111. Semuanya merupakan produk lisensi dari Siemens AG.

Dulunya, pabrik ini memproduksi Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama dengan teknologi trough hole technology. Pabrik yang dibangun pada tahun 1984 itu berkapasitas produksi 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST).

Ke depan, pabrik tersebut dilengkapi dengan teknologi produksi surface technology. "Produk STDI berkontribusi sangat signifikan bagi pertumbuhan penjualan dan laba PT Inti," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×