Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tidak ingin terus merugi, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) banyak melakukan perubahan. Antara lain dengan merestrukturisasi utang, dan mencari suntikan dana untuk perbaikan perkebunan, pabrik dan lainnya.
Direktur Utama PTPN III Masa Manik mengaku, membutuhkan dana sekitar Rp 9 triliun untuk melakukan pembenahan tersebut. Sumber dana berasal dari IPO anak usaha, divestasi non core assets kepada sesama BUMN atau pihak lainnya, mengundang equity investors, penerbitan obligasi, dan lainnya.
"Estimasi kami tiga bulan ke depan bisa selesai termasuk fresh money injection," katanya, Jumat (26/8).
Sayang, Masa Manik masih enggan menjelaskan lebih detail posisi nilai utang yang bakal direstrukturisasi, karena sedang dalam perhitungan pihak bank.
Berdasarkan riset KONTAN, tercatat pada 2015, total kerugian PTPN sekitar Rp 615 miliar. Dari total 14 PTPN hanya ada enam perusahaan yang mencatatkan keuntungan, seperti PTPN III dan PTPN IV.
Restrukturisasi perkebunan juga diperlukan karena produktivitas perkebunan perusahaan pelat merah ini masih di bawah perusahaan swasta lainnya. Rata-rata, nilai produktivitas hanya sekitar 18,5 ton per hektare. Sekitar 95% perkebunan perusahaan didominasi kelapa sawit.
Lainnya, perusahaan juga melakukan perubahan dalam budaya organisasi. "Di seluruh PTPN saya satukan semua budaya bekerja dengan tagline bekerja dengan jujur, tulus, dan iklas," ucapnya. Perubahan tersebut telah sudah dilakukan sejak dua bulan yang lalu.
Sekadar informasi, induk BUMN PTPN dipegang PTPN III, dan 13 anak usahanya tersebar di beberapa wilayah mulai dari Jawa sampai Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News