kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTPN XI minta keringanan impor gula disetop


Senin, 13 Februari 2012 / 10:43 WIB
PTPN XI minta keringanan impor gula disetop
ILUSTRASI. Memakai masker adalah salah satu cara mencegah Virus Corona yang perlu Anda lakukan. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Proyeksi swasembada gula pada 2014 mendatang, tampaknya, bakal menemui hambatan. Bercermin dari kondisi ini, Adig Suwandi, Manajer Umum Pemasaran PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, menilai, pemerintah harus segera mengambil kebijakan untuk melindungi gula lokal. Salah satunya dengan menghentikan fasilitas pembebasan dan keringanan bea masuk gula kristal mentah (raw sugar) impor yang merupakan bahan baku industri.

Selain itu, "Pemerintah juga harus mempertahankan kebijakan yang memisahkan peruntukan gula rafinasi untuk bahan baku industri dan gula lokal untuk konsumsi masyarakat," ujarnya, Minggu (12/2).

Saat ini, PTPN XI juga tengah berupaya meningkatkan sumber daya manusia dan teknologi demi mendongkrak produktivitas gula nasional. "Teknologi dan profesionalitas SDM akan mengatasi kesenjangan antara manajemen dan pelaksana," imbuh Adig.

Lebih lanjut ia menjelaskan, salah satu hambatan yang membuat industri was-was swasembada gula tak bakal tercapai ialah: biaya sewa lahan tebu yang tinggi. Hal ini diperkirakan akan mengurangi luas lahan produksi gula nasional.

Adig mengungkapkan, di beberapa wilayah kerja pabrik gula, harga sewa lahan sudah melambung antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per hektare (ha) per tahun. "Nilai sewa semakin mahal lantaran ketatnya persaingan peruntukan lahan dengan komoditas dengan profil yang lebih baik," Kemudian, petani juga masih harus menanggung biaya pupuk yang mahal agar produktivitas lahan meningkat. Sayang, upaya petani ini tidak dibarengi dengan peningkatan daya saing gula lokal.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Gamal Nasir mengatakan, produksi gula di Pulau Jawa sudah tidak bisa diperjuangkan sebab harga sewa tanahnya sudah begitu mahal. Sebab itu, Kemtan berniat mengalihkan lokasi lahan tebu ke Kalimantan dan Sulawesi.

Untuk menyukseskan rencana peralihan fungsi hutan menjadi perkebunan tebu ini, Kemtan tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan. "Dalam waktu dekat, di Kendari, akan dibuka lahan untuk buididaya tebu," kata Gamal. Dengan pengalihan lokasi tersebut, pihaknya optimistis mampu merealisasikan target swasembada gula pada 2014 dengan produksi nasional 5,7 juta ton dan luas lahan 350.000 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×