Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Test Test
JAKARTA. Tender pengadaan benih dan pupuk untuk peningkatan produktifitas kopi yang digelar Kementerian Pertanian pada bulan ini diminati puluhan perusahaan. Saat ini, tender dengan total Rp 160 miliar tersebut dalam tahap pendaftaran atau prakualifikasi.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir bilang, proyek tersebut terdiri dari berbagai macam tender. Di antaranya, tujuh tender senilai Rp 135,2 miliar diselenggarakan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Pertanian. "Seluruh tender, kami targetkan mulai efektif pada akhir Maret," kata dia kepada KONTAN, Selasa (21/2).
Secara garis besar tender tersebut terdiri dalam dua proyek yakni, intensifikasi kopi specialty, serta kegiatan perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta. Pendaftaran tender tersebut berlangsung selama 10 hari yang dimulai sejak 17 Februari hingga 27 Februari mendatang.
Sejauh ini, yang paling banyak diminati perusahaan adalah intensifikasi kopi specialty paket II senilai Rp 29,8 miliar untuk lokasi di Jawa dan Bali atau kegiatan perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta paket II senilai Rp 5,9 miliar untuk lokasi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Masing-masing tender tersebut dipinang oleh 43 perusahaan. Jumlah ini akan terus bertambah batas waktu pendaftaran.
Sayang, Gamal enggan menyebutkan perusahaan mana saja yang telah mendaftar menjadi peserta tender. Menurut dia, nama-nama tersebut sengaja tidak dimunculkan dalam website LPSE untuk menghindari kongkalikong antarperusahaan. "Perusahaan milik pemerintah dan swasta ikut menjadi peserta tender," ungkapnya.
Gamal bilang, proyek intensifikasi kopi specialty ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan perkebunan kopi yang sudah ada namun kurang produktif. Persyaratan perusahaan yang mengikuti tender ini antara lain memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk pupuk, pestisida, serta alat-alat pertanian lain.
Sementara, untuk kegiatan perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta persyaratannya yaitu perusahaan telah mengantongi SIUP serta tanda registrasi untuk pembenihan tanaman kopi pada wilayah yang menjadi objek tender.
Gamal menambahkan, melalui tender ini pihaknya mengharapkan laju pertumbuhan produksi kopi yang selama ini stagnan bisa meningkat hingga 6% dari produksi tahun lalu. Di mana, jumlah produksi kopi arabika dan robusta pada 2011 silam mencapai 633.999 ton.
Dia mengatakan, selama ini ancaman cuaca berupa curah hujan yang tinggi menghambat produktifitas kopi dalam negeri. Hal tersebut berlawanan dengan jumlah permintaan yang selalu meningkat setiap tahun. "Kami optimsitis dengan bantuan program pengadaan pupuk dan benih ini, produksi kopi nasional akan meningkat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News