kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya global bond US$ 1 miliar yang jatuh tempo, Pertamina nyatakan siap bayar


Rabu, 22 April 2020 / 19:29 WIB
Punya global bond US$ 1 miliar yang jatuh tempo, Pertamina nyatakan siap bayar
ILUSTRASI. Pertamina memili obligasi global US$ 1 miliar yang akan jatuh tempo tahun 2021`


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah risiko penurunan kinerja keuangan pada tahun ini akibat wabah Corona, beban PT Pertamina (Persero) bertambah akibat adanya utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Tercatat, Pertamina memiliki obligasi global senilai US$ 1 miliar yang terbit pada 23 Mei 2011 lalu. Obligasi dengan kupon sebesar 5,25% tersebut akan jatuh tempo pada 23 Mei 2021 nanti atau sekitar satu tahun dari sekarang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh kewajiban yang dimiliki, termasuk obligasi yang akan jatuh tempo satu tahun lagi.

Baca Juga: Ini upaya Pertamina pertahankan kondisi keuangan di saat pandemi virus corona

Ia menambahkan, pada bulan Februari lalu, Pertamina telah melakukan manajemen liabilitas dengan cara pembelian kembali atau buyback sebagian obligasi tersebut. Meski tidak disebut secara rinci, nilai buyback yang dilakukan oleh Pertamina kira-kira lebih dari 60% dari nilai penerbitan obligasi tersebut.

“Dengan demikian, sisa outstanding yang ada masih cukup bisa dikelola dan akan kami lunasi pada 2021 nanti,” kata dia, Rabu (22/4).

Terlepas dari kondisi yang ada, Pertamina sebenarnya masih memiliki kemampuan membayar utang yang mumpuni.

Mengutip situs resmi Pertamina, perusahaan ini mendapat peringkat kredit Baa2 dengan outlook stabil dari Moody’s Investor Service per Juli 2019. Di saat yang sama, Pertamina mendapat peringkat BBB dengan outlook stabil dari S&P dan Fitch Ratings.

Adapun pada tahun ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut, pendapatan Pertamina berpotensi turun akibat serangkaian dampak virus corona.

Untuk skenario berat, jika Indonesia Crude Price (ICP) berada di level US$ 38 per barel dan rupiah berada di level Rp 17.500 per dollar AS, maka Pertamina berpeluang kehilangan potensi pendapatan sebanyak 38,37% pada tahun ini.

Baca Juga: Punya utang jatuh tempo Rp 35 triliun, PLN lobi perbankan untuk relaksasi

Asal tahu saja, Pertamina memiliki target pendapatan yang tercantum dalam Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020 sebesar US$ 58,3 miliar. Jika skenario berat terjadi, maka pendapatan Pertamina di tahun ini hanya akan mencapai US$ 22,36 juta.

Lebih lanjut, terdapat skenario sangat berat yang berlaku ketika ICP berada di level US$ 31 per barel dan rupiah jatuh ke level Rp 20.000 per dollar AS. Jika itu terjadi, maka pendapatan Pertamina dapat turun 44,66% dari target RKAP tahun ini menjadi US$ 26,03 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×