Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
Dengan investasi yang tidak sedikit, maka perlu ada kepastian produksi tembaga dapat diserap sepenuhnya.
"Dengan kebijakan hilirisasi yang ada dan melihat dari kebutuhan dalam negeri yang belum sebesar produksi dari para perusahaan ini maka perlu dipertimbangkan Domestic Market Obligation (DMO)," ucap Harry dalam kesempatan yang sama.
Harry memberikan gambaran, PTFI sejauh ini telah menggelontorkan investasi mencapai US$ 20 miliar untuk pengembangan dan pengolahan tambang. Ke depannya, PTFI masih harus merogoh kocek hingga US$ 16 miliar untuk memastikan produksi tembaga berjalan hingga 2041 mendatang.
Dengan investasi yang besar tersebut, pihaknya berharap ada jaminan serapan produksi dari dalam negeri.
"Kalau direm berarti kan lost di hulunya. Sementara di hilirnya kebutuhannya sebetulnya baru 25%. Ini mungkin DMO bisa diterapkan," pungkas Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News