kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pusat perbelanjaan sepi pengunjung, ini kata pelaku usaha


Senin, 16 Maret 2020 / 21:57 WIB
Pusat perbelanjaan sepi pengunjung, ini kata pelaku usaha
ILUSTRASI. Pengunjung di sebuah Pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Senin (16/3). Hippindo mengungkapkan telah merasakan adanya perubahan aktivitas sosial di pusat perbelanjaan akibat dampak corona. KONTAN/Baihaki/16/3/2020


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Peritel dan Penyedia Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengungkapkan telah merasakan adanya perubahan aktivitas sosial di pusat perbelanjaan akibat dampak corona (Covid-19), terutama setelah pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah. 

Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyedia Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta menjelaskan adanya himbauan untuk membatasi pergerakan tentu berdampak pada pusat perbelanjaan. 

Baca Juga: Gara-gara corona, pengunjung KFC pun jadi menurun

"Manusiawi sekali kok orang menghindar dari keramaian dan tidak mau berlama-lama di pusat perbelanjaan karena khawatir penularan virus," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/3). 

Tutum bilang karena belum ada himbauan lock down, pusat perbelanjaan masih buka seperti biasanya. Namun, adanya himbauan dari pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat, aktivitas sosial jadi terpengaruh. Bisa dilihat dari pengunjung pusat perbelanjaan yang hanya datang untuk membeli kebutuhan pokok. 

Tutum menggambarkan dampak yang dirasakan oleh pelaku pusat perbelanjaan karena adanya dampak corona. "Pusat perbelanjaan yang biasanya didatangi untuk rekreasi, membeli baju, atau menjadi tempat pertemuan, saat ini jadi berubah. Pertemuan orang di kafe atau restoran menjadi kurang drastis," jelasnya. 

Baca Juga: Pasokan bahan pokok di Jatim aman, Khofifah harap tak ada panic buying

Adapun Tutum belum bisa memproyeksikan berapa potensi kerugian yang harus ditanggung pusat perbelanjaan akibat corona. Katanya masih banyak momentum yang harus dilewati di sepanjang tahun ini, yang terdekat adalah bulan Ramadaan dan Idul Fitri. 

Tutum menegaskan saat ini sedang menelusuri efek pembatasan aktivitas terhadap kekuatan daya beli masyarakat saat puasa nanti.

Namun demikian, Tutum menyatakan saat ini sudah menyiapkan beberapa cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk datang ke pusat perbelanjaan salah satunya dengan menjaga higienitas karyawan. 

Baca Juga: Penumpang menumpuk, pengamat: Himbauan Anies tak memperhatikan dinamika masyarakat

Tutum tidak menampik bahwa masyarakat bisa saja beralih membeli lewat platform online untuk memenuhi kebutuhan. Meski demikian, hal tersebut tidak bisa terlalu diandalkan karena menurutnya ada produk-produk yang tidak bisa dibeli lewat online, masyarakat harus melihatnya dan membelinya secara langsung. 

Sementara ini Tutum mengungkapkan anggota Hippindo menunggu instruksi pemerintah terkait lock down. "Kalau benar ada lock down, terpaksa kami rumahkan pegawai," kata Tutum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×