kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,28   10,97   1.21%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pusbarindo: Sabar harga bawang putih akan segera turun


Kamis, 16 April 2020 / 14:02 WIB
Pusbarindo: Sabar harga bawang putih akan segera turun
ILUSTRASI. Stok bawang putih jelang bulan puasa aman


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bawang putih di pasar ritel atau eceran di beberapa wilayah, khususnya di luar Pulau Jawa, masih cukup tinggi dengan kisaran harga Rp 36.000 – Rp 48.000 per kilogram (kg). Hal ini disebabkan karena sebagian besar bawang putih masih dalam perjalanan menuju Indonesia.

Data yang diperoleh Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo), sampai dengan saat ini total bawang Putih yang sudah berangkat dari China menuju pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Belawan, sudah mencapai sekitar 60.000 ton.

Jumlah ini menurut Valentino, Ketua Pusbarindo akan terus bertambah karena Kementerian Pertanian sudah merilis RIPH sebanyak 600.000 ton kepada 74 pelaku usaha. 

Jumlah ini sudah melebihi kebutuhan nasional pertahun sebesar 500.000 ton sehingga kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan bawang putih menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri seharusnya tidak perlu terjadi.

Baca Juga: Meski masih didominasi bahan baku, impor barang konsumsi naik tinggi

"Untuk itu kami mendorong agar semua pelaku usaha, baik anggota maupun non-anggota, yang telah memperoleh ijin RIPH untuk segera merealisasikan importasinya dan segera mendistribusikannya ke seluruh daerah demi menjaga ketersediaan bawang putih menjelang bulan suci Ramadan yang tinggal dua minggu lagi," urai Valentino dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Hingga hari ini, harga jual bawang putih dari importir sudah turun dari Rp 29.000 menjadi Rp 20.000 per kg.

Mengenai harga di tingkat pengecer yang masih belum turun, menurut Pusbarindo hal ini disebabkan karena stok di tingkat Distributor Besar (D1), Distributor Menengah (D2) dan Agen kecil /pengecer  masih cukup banyak dan mereka membeli dengan harga yang relatif cukup tinggi beberapa minggu sebelumnya.

Akan tetapi, Pusbarindo meyakini bahwa hal ini tidak akan berlangsung lama karena guyuran bawang putih dari importir akan mendorong harga bawang putih ditingkat D1, D2 dan Pengecer turun sesuai mekanisme pasar. Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, harga di tingkat eceran bisa kembali ke harga normal di bawah Rp 30.000 per kg.

"Pada prinsipnya, penentu  posisi harga pasar adalah tercapainya titik ekuilibrium antara supply dan demand. Akar permasalahan dari kekacauan pasokan bawang putih selama ini sebenarnya sangat sederhana yaitu bergantung pada kecepatan pemerintah dalam memberi ijin," sebut Valentino.

Baca Juga: Kemendag pastikan jelang puasa stok bahan pokok aman

Pengalaman setiap awal tahun yang selalu terjadi kelangkaan bawang putih sehingga menyebabkan kenaikan harga di atas normal seharusnya dijadikan pengalaman dan dapat diantisipasi lebih awal oleh Pemerintah, apalagi hari raya Idul Fitri selalu maju  dua minggu yang artinya bulan suci Ramadan pun akan maju dua minggu lebih awal dari tahun sebelumnya.

Khusus yang terjadi pada awal tahun 2020, terlambatnya pemberian ijin dari Pemerintah menurut Pusbarindo diperparah dengan adanya covid-19. Keterlambatan Pemerintah dalam pemberian ijin kata asosiasi ini juga memberikan efek domino yang cukup besar dalam pemulihan pasokan bawang putih yang timpang.

Karena Indonesia adalah negara  yang  terdiri dari ribuan pulau dimana distribusi logistik antar pulau hanya bisa melalui transportasi laut yang memakan waktu cukup lama. Saat ini Kementerian Pertanian sudah menerbitkan RIPH dengan jumlah total  600.000 Ton, akan tetapi Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan baru terbit  150.000 Ton (25% dari total RIPH).

Artinya setelah masa relaksasi impor selesai tanggal 31 Mei, pelaku usaha masih harus berjuang untuk memperoleh  SPI sebanyak 450.000 Ton.

"Untuk itu, Pusbarindo menghimbau kepada yang terhormat Menteri Perdagangan agar dapat segera menerbitkan SPI bawang putih 450.000 Ton sebelum berakhirnya masa relaksasi agar semua pelaku usaha dapat membuat perencanaan importasi bawang putih  yang baik sampai akhir tahun 2020," terang Valentino.

Baca Juga: Gara-gara corona, harga sederet komoditas pangan ini diramal bakal naik

Dengan demikian, semua proses dapat dikembalikan kepada aturan yang berlaku dan tercipta mekanisme pasar yang baik. Dalam masa sulit seperti ini, semua pelaku usaha termasuk anggota Pusbarindo mengalami berbagai tekanan yang berat seperti turunnya omzet penjualan sebagai dampak Covid-19, naiknya harga pokok bawang putih sebagai akibat naiknya nilai kurs Dollar US.

Sementara dalam waktu dekat harus menyiapkan THR bagi karyawan. Untuk itu, Pusbarindo menghimbau kepada seluruh anggota dan para pelaku usaha lain, agar menyikapi keadaan ini dengan bijaksana dan mengupayakan dengan sekuat tenaga agar jangan terjadi PHK pada masing-masing perusahaannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×