Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) masih bisa meraih pertumbuhan laba ditengah ketidakstabilan pasar global. MARK mencatatkan peningkatan kinerja pada kuartal kedua tahun 2019 dengan laba komprehensif sebesar Rp 45,11 miliar atau naik 23,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 36,54 miliar.
Peningkatan laba komprehensif ini berasal dari peningkatan Penjualan sebesar 13,1% menjadi Rp 175,8 miliar per 30 Juni 2019, dibanding Rp 155,45 miliar per 30 Juni 2018.
Baca Juga: Kena efek perang dagang, Mark Dynamics (MARK) berpeluang tingkatkan pasokan global
Ridwan Goh, Presiden Direktur Perseroan menyatakan peningkatan kinerja dicapai menyusul masih meningkatnya permintaan cetakan sarung tangan keramik yang merupakan produk utama perusahaan.
"Secara global pertumbuhan permintaan masih terjadi dan terbuka pasar baru, dan ini berimbas pada pencapaian kinerja kami yang merupakan pemasok utama cetakan sarung tangan keramik," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (1/8).
Hal yang menarik dari laporan MARK dilihat dari segi asset expansion dimana total aset mencatat kenaikan sebesar 28,7% menjadi sebesar Rp 409,55 miliar per 30 Juni 2019, dibandingkan dengan Rp 318,08 miliar pada 31 Desember 2018. Aset lancar Perseroan meningkat sebesar 23,7% menjadi Rp 200,52 miliar dibandingkan dengan Rp 162,15 miliar.
Demikian pula pada posisi aset tidak lancar terdapat peningkatan sebesar 34,1%menjadi Rp 209,03 miliar dibandingkan dengan Rp 155,93 miliar. Hal ini menyatakan bahwa MARK sedang melakukan ekspansi bisnis dengan memasuki pasar baru dan akuisisi perusahaan.
MARK juga tengah menjajaki ekspor ke Sri Lanka dan India selain China dan Vietnam yang sudah dirambah tahun ini. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan, dengan target laba bersih sebesar Rp 100 miliar pada tahun 2019. Dengan PE sebesar 20 kali, dan Profit Margin sebesar 26%.
Baca Juga: Mark Dynamics (MARK) Membidik Kenaikan Laba Bersih Sebesar 21,5%
"Kami mencatat kenaikan aset sejalan dengan pengembangan usaha yang kami lakukan, tentunya dengan imbas terjadinya peningkatan kewajiban," lanjutnya.
Seraya menyampaikan total kewajiban Perseroan meningkat menjadi Rp 153,30 miliar per 30 Juni 2019, dibandingkan dengan Rp 80,34 miliar per 31 Desember 2018. Peningkatan juga terjadi pada posisi ekuitas Perseroan, yaitu menjadi Rp 256,25 miliar, dari sebelumnya Rp 237,74 miliar.