kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ramadan tahun ini, harga bahan pokok diprediksi stabil dan tidak ada lonjakan inflasi


Senin, 20 April 2020 / 10:35 WIB
Ramadan tahun ini, harga bahan pokok diprediksi stabil dan tidak ada lonjakan inflasi
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan, pemerintah terus menjaga pasokan, sekaligus menyetabilkan harga bahan pokok


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan melakukan kebijakan pengendalian harga seperti memotong rantai distribusi, membuat harga  beras  terjangkau, tidak  menaikkan  harga  eceran  tertinggi  (HET)  bagi konsumen  akhir  tetapi  dengan  menaikkan  harga  pembelian  pemerintah  di  tingkat  petani, dinilai akan menjaga harga bahan pokok menjelang ramadan dan idul fitri stabil. 

Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menjelaskan, pada Ramadan dan Lebaran tahun ini sangat berbeda dengan biasanya seiring dengan kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) dan juga imbauan tidak mudik sehingga tidak akan ada lonjakan permintaan Apalagi dari sisi daya saat ini cenderung  melemah akibat wabah covid-19.

Baca Juga: Muslim dunia menangis: Saya tidak pernah membayangkan Ramadan tanpa Tarawih

Menurut Piter, kelompok masyarakat bawah yang menjadi korban PHK atau pekerja sektor informal yang kehilangan pendapatan di tengah wabah covid-19 adalah pendorong utama peningkatan konsumsi di saat Ramadan dan Lebaran.

Dengan wabah covid-19 kelompok ini tidak punya daya beli untuk memacu pertumbuhan konsumsi. Apalagi mereka juga diimbau tidak mudik. Dengan demikian bisa diyakini tidak akan terjadi lonjakan permintaan.

“Disisi lain pemerintah juga sudah berkomitmen menjaga pasokan supply selama wabah dan terutama lagi menyambut ramadhan Dan lebaran. Keran impor untuk produk pangan dibuka,” ujar Piter dalam keterangannya, Senin (20/4).

Piter optimistis, didorong kebijakan pemerintah juga sinergi dengan kalangan industri, maka berbagai kebutuhan masyarakat akan mampu dipenuhi. Ia juga yakin, pada masa Ramadan, beras dan gula tidak akan langka, pasokan cukup, permintaan tidak mengalami lonjakan.

“Harga akan cukup stabil. Demikian juga produk-produk hasil pertanian lokal. Dengan pemanfaatan jaringan online, rantai distribusi justru relatif terpangkas dan mendorong harga Lebih rendah,” ucap Piter.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×