Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mendukung langkah PT Pertamina (Persero) dalam program pilot project Green Energy Station (GES) sebagai infrastruktur baru untuk kendaaraan listrik di Indonesia.
Sebagai bentuk langkah Pertamina dalam menghadapi pergeseran dunia otomotif dari Internal Combustion Engine (ICE) ke Plug-In Hybrid Electric Vehcile dan electric vehicle, Pertamina meluncurkan pilot project GES di SPBU Kuningan.
Produk kendaaan listrik Mitsubishi Motor yaitu Mitsubishi Outlander PHEV dan Mitsubishi I-MiEV menjadi bagian dari rangkaian acara pilot project tersebut.
Pada pilot projects, Pertamina menempatkan empat buah pengisian daya dimana salah satunya merupakan quick charger yang didonasikan oleh Mitsubishi Motor Corporation kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian.
Pengisian daya pada project ini akan memfasilitasi pada pengguna mobil berdaya listrik dalam mengisi daya tanpa harus membawa alat charging selain itu pengguna juga dapat dengan mudah mengisi daya dengan sistem self-service.
Ogi Ikematsu, Director of Coordination & Development Division PT MMKSI menjelaskan Mitsubishi Motors mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk beralih ke kendaraan yang menggunakan daya listrik. "Suatu kebanggan bagi kami dimana quick charger Mitsubishi Motors dapat menjadi bagian dari pilot project fasilitas pengisian daya di Indonesia," kata Ogi, Senin (10/12).
Untuk waktu peluncuran kendaraan listrik di Indonesia, Ogi mengaku Mitsubishi masih menunggu detail resmi regulasinya di Indonesia. Jika sudah jelas, maka akan segera dapat diluncurkan di Indonesia. "Kami butuh panduan bagaimana bentuk insentifnya dan regulasinya. Supaya kami bisa memutuskan strategi yang tepat," paparnya.
Ogi menambahkana jika pasar PHEV terus membesar di Indonesia dan Mitsubishi bisa jual volume besar maka Mitsubishi akan merencanakan untuk melokalisasikan kendaraan listriknya. "Tapi tentu untuk awalnya kita pasti impor dulu, baru setelah permintaan meningkat baru bisa direncanakan untuk dilokalisasi," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News